Musim pun tak berubah

Musimpun Tak Berubah

Dingin
Senja ini kau tak pulang, membawakanku seikat kembang beraneka rupa
Lama nian tak kudengar kabarmu, Ni? Kabarmu meredup seiring matinya rasa
Tetapkah kamu seperti dulu, selalu menunggu ditepian ladang. Sendirian
Melihatku terpicing, senyum merekah seperti kembangku ditaman..
Ni, kabarmu menjauh seusai sauhmu terlepas jauh
Menjangkau mimpi yang kamu ikrarkan di Tanjong sore itu
Mengembara lautan. Menerjang dunia
Rimbun daun menyibakkan rasa, aku cinta
Bisa saja kutumpahkan rasa, seduku tak mampu kutahan..
Kutunggu kamu pulang, seiring Tanjong sore itu
Tujuh tahun janjimu, aku harap pasti kamu kembali

Semi
Aku ingin kamu pulang, Ni
Sungguh aku takkan tahan. Semua meninggalkan aku sendirian
Haruskah kuberlari menuju bukit teratas, melihat layarmu terkembang jauh?
Kulambaikan saputangan biru pemberianmu malam ketiga belas bulan lalu?
Berteriak sampai suaraku tertahan..Sungguh aku takkan bisa
Aku ingin menemanimu membuka sauh, menyeka peluh
membawakanmu minuman hangat sore di lautan senja
Ni..bukankah kamu menyukai aroma hangat laut? Kubaui saja dari sini
seakan kamu hadir disebelahku, menyemangatiku agar senja dimataku tak luruh
Ni..jaga dirimu?
Dari hembusan nafas laut, sepoi angin malam selimuti tubuh ringkihmu,
Walau kutahu kamu lelaki tegap dimataku


Gugur
Kususuri Tanjong di tempat yang sama 5 tahun lalu.
Kemeja lusuhmu membayang, membuat mataku mengerjap basah, aku takkan
luruhkan senja, itu pesanmu
Sepanjang tepian pesisir, aroma laut menyergap tubuh..Ah, Ni?Aku mengingatmu
Sungguh..aku tak tahan
Tahukah kamu? Timah, berkilauan didasar sungai sudah habis dikeruk tangan baja?
Membekas lara sepanjang usia bumi kita, debu bertebaran tergilas roda truk raksasa..
Tembok kukuh membenteng pulau kecil kita, seakan pulau Timah adalah penjara!
Ni,aku bekerja sebagai kuli..walau aku wanita
Kini usiaku mengurang, Kecantikanku hampir pudar termakan himpitan derita
Namun kutahu, kamu adalah penantian panjangku
Ni..aku ingin menyambutmu, saat kamu turun dari kapal. Membawakan jinjingan rotan dan mencari kotak kayu eboni pemberianku.
Bahwa kamu berjanji mengisinya dengan kisah indah siang dan malam,
Lautan beratap langit biru.. Aku yakin akan kesana bersamamu.
Jam 5 sore aku pulang. Punggungmu masih jauh dalam bayangan.

Panas
Suratmu terhenti sejak Ramadhan tahun lalu
Lama nian tak kudengar celotehan, membanggakan daratan yang kamu singgahi
7 tahun kamu pergi, aku merasa semakin sendiri,
Aku coba melangkah sejauh angin menuntunku,
berkilo jauhnya.
Aku melihat samar layarmu terkembang, Aku tak bodoh karena bumi itu bundar
Kamu masih jauh di ujung cakrawala..
Pulang Ni? Bawakan aku ceritamu berjumpa kawan seluruh dunia
Aku berjanji, mendengarkanmu hingga telingaku kebas..
Ah..aku tak hendak berkhayal
Senyummu belum lekas datang
Aku terkantuk sendirian, batu karang berukir janji adalah kawanku
Senja mulai meluruh dimataku, ini tahun ketujuh penantian panjang
Kuusap pelan..mengembang senyum perlahan
Sejauh mataku membatas cakrawala, layarmu setengah tampak..
Kamu masih sama, Ni? Mata terpicing dan kemeja lusuh..
Kamu pulang.

0 komentar: