Budaya Antri. Nggak Mau? Ke Laut Aja,,

Kemarin sore, (3/1) saya sama suami belanja kebutuhan harian ke salah satu tempat belanja grosir di bilangan Srondol. Sampai disana saya kaget lihat antrian di kasir kok panjang semuanya, saya lupa kalau ini rupanya masih masuk tanggal muda. Barang yang saya beli nggak banyak, tapi saya nggak keberatan harus antri panjang karena memang situasinya demikian.

Semua pembeli antri dengan sabar. Semua kasir terlihat penuh dan antriannya mengular. Kasir tempat antrian saya agak lama, karena ada ibu-ibu tionghoa yang berbelanja amat sangat banyak hingga berkardus-kardus. Ditengah antrian, tiba-tiba ada seorang ibu berhenti disamping orang yang antriannya didepan saya persis. Dia menenteng keranjang belanjaan dan sebuah tongkat pel lantai. Dari gelagatnya, saya sudah agak curiga dia mau menyerobot antrian. Saya tengok kebelakang, antriannya sudah agak panjang.

Antrian mulai bergerak maju. Ibu itu masih berdiri ditempat yang sama. Semuanya, termasuk saya, menggeser barang belanjaan masing-masing tanpa mengindahkan si Ibu. Tiba-tiba, mbak yang antriannya didepan saya persis menawarkan bantuannya kepada si Ibu. Karena belanjaan si mbak cuma dua item buah-buahan saja, ibu itu bisa sekalian mengantri dikasir.

Dari situ saya mulai gondok berat. Kenapa? Karena :

  1. Diluar keperluan si Ibu, kita semua yang antri juga mungkin diburu waktu, apalagi waktu itu sudah masuk shalat maghrib.
  2. Banyak atau sedikit belanjaan, semua yang membeli dan akan membayar harus antri dari barisan paling belakang. Untuk lansia atau ibu hamil, itu mah bisa dimaklumi lah ya? *Si ibu nggak lihat apa perut saya udah gede gini!!* >_<
  3. Tanpa basa-basi atau pekewuh sama orang-orang dibelakangnya, si Ibu santai saja tuh nebeng antrian. Nggak sopan deh!
Rasanya paling geregetan ya kalau lihat orang yang nggak mau antri? Terlihat sepele sih sebenarnya. Tapi ini harus dibiasakan dimanapun kita berada, kalau sudah terlihat tanda-tanda antrian ya kita harus ikut. Kalaupun toh harus sedikit menyerobot barisan, bisa dikatakan baik-baik dengan orang yang ada diantrian depannya.

0 komentar: