Belajar dari jalanan

Belajar tentang hal yang nampak remeh bisa dilakukan dimana saja.
Pagi harimu, disaat berangkat mau ngantor, kuliah atau sekolah. Mau kamu naek angkot, bis,motor atau mobil, tetep bisa sambil belajar. Belajar mengamati dan empati, tepatnya. Lihatlah sekeliling, jangan pakai logikamu, jangan lihat sepintas matamu. Tapi lihatlah dan rasakan dalam hati. Begitu banyak orang yg bersemangat, ikhlas berkeliaran di jalan. Ada kakek sol sepatu, abang tukang mie ayam, sopir angkot/bis, penjual makanan difabel, bapak tua penjual roti, kakek tukang sampah, pak polisi ditengah jalan, tukang parkir, dermawan/wati yg sopan, bahkan hingga kaum tunawisma. Ah! sungguh terlalu banyak mereka yg bisa dijuluki sebagai Buku Kehidupan. Semuanya bisa dijadikan pembelajaran tentang arti sabar, ikhlas, semangat hidup, mengabdi, tanggung jawab, dst. Sungguh perjalanan menuju kampus yg tak sia-sia, karena apapun yang terlewati menjadi pembelajaran yg nyata.

* Dengan melihat langsung, saya menjadi lebih bersyukur bahwa Allah telah memberi saya lebih dari apa yg saya pinta.

Old Town of Semarangan




Semarang itu ibukotanya Jawa Tengah ( Ini mah anak SD juga tau yaa? Hihi.. ) Ada istimewanya juga hidup disini selama 15 tahun belakangan. Memang dibandingin Solo atau Jogja sekalipun, Semarang tetep aja kalah ( dalam banyak hal.. ). Semarang itu (menurut saya sih..) kota yang cenderung apatis. Disaat kota besar lain sudah menjalankan hal yang baru, Semarang selalu saja tertinggal beberapa langkah. Sulit menerima hal - hal baru. Sampai sodara saya yang di Bandung tanya gini ke saya :
" Terus kamu kalo beli baju dimana??? "
Yaaaa..beli baju aja koq susah ya?
Beli baju aja koq repot?? Hehe..
Tapi ada juga kelebihannya : Semarang itu (lumayan) aman. Semua sahabat saya ada di sini, tetangga dan orang yang sudah saya kenal sejak lama.

Secara Semarang itu di pesisir utara, cuacanya ya cuaca khas laut alias PANAS MENYENGAT. Kata sodara yang dari Bandung : Bikin gak betah kalo idup di Semarang mah! Hareudang ( panas ) pisan!! Tapi ya nggak segitunya juga sih. Ini namanya ujian ..hehe apalagi kalo pas puasa.

Semarang, selain panas juga punya kelebihan lain : Kota Tua. Yup. Itu yang jadi background foto saya namanya Gereja Blenduk ( Blenduk Church ). Kota lama ada di daerah Semarang utara, yang berdekatan juga dengan Pasar Johar dan Stasiun kereta api " Tawang ". Alhamdulilah hari itu Semarang lagi panas, jadi fotonya over exposure :-) Biasanya kawasan ini selalu kena air pasang yang tingginya hampir selutut orang dewasa.

Gloomy Sunday

Dateng lagi deh... Bete..Waktunya bete..

Ga tau kenapa banyak yang dateng tapi ga semuanya nyenengin. Nih contohnya :

1. Ada yang memutuskan tali silaturahim.
2. Ga jadi keluar rumah karena tiba - tiba aja (Males).
3. Semarang mendung secara mendadak.
4. Syndrome Missing Himnya kumat!!!

Harusnya Ahad saya berjalan dengan lancar dan menyenangkan.. Yah,minimal datarlah. Karena saya ga mengharapkan Ahad menjadi hari yang menyebalkan seperti hari ini.

** Cuma satu jalannya : Taking deep breath and say Astaghfirullah.... Fiuuuhh!!

Wait..wait a minute

Rasanya saya enggan beranjak tua.. :-)
Ya itu tadi saya masih mau mengerjakan hal remeh temeh yang dulu belum saya sempat kerjakan. Tapi nampaknya mustahil, karena pertambahan umur adalah keniscayaan.
Berawal dari menunda, sampai sekarang saya sadar bahwa saya telah banyak meninggalkan jejak kosong, hampa, sekian waktu berlalu tapi saya masih saja lari di tempat. Walaupun saya merasa berkelebat tapi itu tak ubahnya raga saja yang berpindah.
Saya mulai memikirkan masa depan. Bersama siapa saya akan menghabiskan umur? Apa yang akan saya lakukan? Visi panjang saya? Apa yang akan saya pegang teguh nantinya?
Allah masih memberikan saya waktu hingga detik ini. Memberikan saya ruh dan raga untuk mengabdikan diri sebagai seorang hamba, manusia, anak, kakak, saudara, teman, tetangga, pelajar dan lainnya.

Kedepannya saya masih ingin merefleksikan diri dengan rencana - rencana saya.

Semoga istiqomah dan tidak melalaikan kewajiban Allah.

Amien ^_^

Yang ( Baru Saja ) Pergi


Sore ini ada berita duka dari seorang kawan. Kami tidak terlalu dekat ( Nampaknya saya punya banyak kawan, namun tidak ada yang terlalu dekat ya? ) tapi kami punya intensitas hubungan pertemanan yang baik, kami menjadi kawan seperjuangan saat duduk di bangku SOSIAL 1. Saya dan kawan saya itu saling bersaing untuk menjadi nomor satu dikelas, walau tidak ada ikrar tertulis bahwa saya dan dia adalah ” saingan ” yang cukup sportif.

Saya tidak mengenal keluarganya, yang saya tahu hanyalah lokasi rumahnya yang berada tepat didepan warung baso langganan keluarga kami. Sore ini, seorang kawan lain mengabarkan bahwa ayah kawan saya itu telah meninggal dan akan dimakamkan keesokan hari.

Saya mulai melalaikan satu hal, Kematian.

Ya, Kematian. Saya juga akan mengalami hal yang sama nantinya. Entah siapa yang akan lebih dahulu berpulang. Semua mempunyai peluang yang sama, sisi ke-misterius-an yang seimbang.
Seringkali saya menebak – nebak waktu, berkejaran dengan imaji liar menyesatkan. Akankah saya kehilangan ayah, atau mamah atau Faisal? Atau kehilangan semua dalam jeda waktu bersamaan? Apakah saya masih sanggup tegak jika itu terjadi? Entahlah..

Bisakah saya seperti mereka yang telah ditinggal terlebih dahulu?
Tapi bisakah saya mempelajarinya agar jika saat itu tiba, saya akan siap berdiri sendiri..
Bisakah saya menata hati sejak hari ini?
Bisakah saya menyusun doa panjang bagi mereka, agar kelak saya pun mempunyai kekuatan yang sama..?

Sekali lagi, saya tak dapat menjawabnya!

Ps : Kepada kawan tercinta. Semoga Allah selalu menjagamu. Keluargamu. Selamanya.

saya kira saya yang Ter...

Saya kira sayalah yang terlemah. Yang butuh orang lain untuk jadi pendengar atas semua kekesalan atau kesedihan, karena pada saat seperti itu saya merasa paling jatuh..paling merana sehingga perlu tempat untuk bersandar. Minimal ada yang mau saya bagi keluh kesah.
Tapi hari ini saya bungkam sebelum hendak memulai cerita.
Ada kawan mendahului, dia bercerita..panjang dan menumpahkan banyak isi hatinya siang tadi. Sehingga saya tak tega memotong pembicaraannya, saya lebih banyak mendengar.
Tapi ada yang membuat saya cukup kaget, karena saya mendengar penilaian dia tentang pribadi saya selama ini. Dia menilai bahwa saya adalah seorang yang santai, tanpa beban, menjalani hidup seakan tidak ada yang perlu dipikirkan.

Whats? Dia menilai saya seperti itu? Sedangkan saya sendiri sering merasa sebagai pribadi yang complicated. Saya tidak sesantai itu, dalam hati saya pun sering merasa khawatir, khawatir akan banyak hal, apa saja..

Siang tadi ada hal yang bisa saya ambil : Allah, membuat saya yakin. Bahwa apa yang saya rasakan bukanlah hal yang baik. Masih banyak yang perlu saya lakukan. Mungkin saya bisa membuat orang lain termotivasi, walaupun saya sendiri tidaklah sebaik apa yang mereka pikirkan. Namun, saya bisa memperbaiki diri disaat yang bersamaan pula.

Saya bisa berbagi melalui kata - kata, telinga dan hati.

Ps : Buat kawan saya tercinta -- Laa Tahzan, Innallaahu Ma'ana -- Semangat Yaa (^o^)/

Kucing Sayang


* Bonita namanya, sayang sekarang udah ga tinggal bareng - bareng lagi dirumah..

Selain Bonita, ada juga Matu, Osin, Uci, Sena, Adul, Ubu, Cantik, Semog, ST, juga beberapa kucing liar lainnya. Kucing - kucing ini ada yang udah senior tapi ada juga yang masih bocah, nah yang bocah ini masih nurut, mereka mau diajarin buat pup di kamar mandi, tapi yang golongan senior koq susaaah..banget buat dinasehatin..

Pagi ini saya udah dapet Surprise, ada pup diatas sepatu reebok item..yang baunya mungkin sudah sejak semalaman saya cium. GLek!!

Hari Ahad (11 Januari) kemarin saya dirumah sendirian, bukannya beban malah tambah ringan, ini mah saya dikasih Surprise lagi, 5 kali malahan! Waduh.. Kucing koq juga tau diluar hujan gitu ya? Tanahnya becek jadi mereka males mau pup diluar. Alhasil saya kerja ekstra hari itu supaya rumah jadi bersih juga wangi lagi.

Nguji kesabaran banget ada mereka dirumah. Tapi meskipun begitu, saya juga mamah atau ayah atau faisal ngga pernah main pukul yang kelewatan kalo pas mereka bandel. Tapi pernah sesekali kalo udah kelewatan banget, mereka harus dikerasin supaya paham. Eh kucing juga ngerti kalo diajak ngomong, mereka suka merhatiin dengan matanya yang bulat itu.

** Fan of Domestic Short Hair Cats


Teknik Periklanan :: Melelahkan

* Materi ini adalah materi tugas akhir semester 5 di DIII Ilmu Komunikasi FISIP UNDIP.


Mobil boks adalah salah satu contoh yang dibuat oleh Fai, Art Director kita yang tugasnya mendesain iklan kita, baik komersil maupun public service announcement. Desain ini dibuat satu hari menjelang hari H, karena laptop Vaio milik Fai kebetulan sedang " menginap " di tempat service, serba dadakan memang, apalagi anggota kelompok lainnya juga ada yang sedang pulang ke Jakarta dan sisanya masih menikmati masa liburan akhir tahun, termasuk juga saya :-)

Iklan yang kita buat ini mengambil produk kacang atom gajah, kenapa? Karena dosen kita, Mbak Ita meminta iklan komersil haruslah asli Semarangan. Kacang atom gajah ini distribusinya mencakup Semarang dan sekitarnya, seperti Kendal juga Ungaran. Pabriknya berlokasi ditengah pemukiman penduduk di Jatingaleh, Semarang.

Memang produk ini asli Semarang, tapi banyak orang ( berdasarkan riset awal yang kita lakukan ) tidak banyak yang tahu bahwa ini produk lokal, karena packagingnya kurang menarik, hanya plastik transparan berlabel gajah berwarna biru. Namun, beberapa waktu lalu sudah diluncurkan dua kemasan baru yang berwarna biru dan kuning, yang tentu jauh lebih menarik.

Tahapan awal yang kita lakukan adalah riset, Yup! Ini harus based on research supaya hasil lebih valid dan bukan sekedar opini saja. Riset dilakukan kepada sepuluh orang mahasiswa sebagai Target Market ( TM ) dengan melakukan wawancara terbuka. Mencari aspek geografis dan demografisnya, kemudian dibentuklah personifikasi Target Audience ( TA ) agar TM tidak hanya menjadi objek yang mati. Dicarilah Consumer Journey si TA tadi untuk mendapatkan point of contact yang tepat.
Jangan sampai nggak dicari nih?
Kan gawat kalo kita mau beriklan tapi salah sasaran media komunikasinya?
Bisa - bisa kita buang - buang dana nggak jelas...

** Thanks to buku " Komunikasi Cinta "nya Mas Djito Kasilo yang udah helpful bgt.. Untung saya beli, kalo nggak iklannya berantakan :-)

** Thanks to Mbak Ita, Mas Adi ( dosen DKV Unika ), Mas Uje ( Komunikasi 2005 FISIP UNDIP )

** Thanks to kelompok 4 yang udah mau susah bareng ( termasuk di PR Campaign )

Luv U all