Ngopi Yuk...

Anda penyuka KOPI?

Mari saya tunjukkan satu tempat bersantai sembari menikmati secangkir kopi hangat ditemani sepiring kudapan. Jika Anda berdomisili di Semarang, atau khususnya Semarang atas, pasti pernah melintas di Jl.Ngesrep, bukan? Jalan ini membujur ke arah timur setelah patung kuda dan gerbang utama kampus Universitas Diponegoro (UNDIP) Tembalang. Sekitar 1 km sebelah kanan atau sebelah persis bubur ayam pak Brewok, ada satu tempat minum kopi, I-Cos, namanya.

Tempat minum kopi sudah menjamur beberapa waktu belakangan ini. Salah satunya, I-Cos. Dengan desain ruangan yang tidak terlalu besar tapi nyaman, membuat siapapun yang datang akan merasa betah. Tidak ada gangguan asap rokok dan pencahayaan remang-remang. Untuk ketiga kalinya saya kesana, dan seperti biasa saya memesan kopi klasik Robusta, biasanya saya selalu memesan Kalosi Toraja. Dan mas Rofiq memesan secangkir cappuccino dengan kudapan spicy chicken. Untuk dinikmati sesekali harganya masih dibilang terjangkau. Secangkir Robusta dihargai Rp 7.500, secangkir Cappuccino Rp 8.000, dan sepiring kudapan spicy chicken Rp 19.125,-.

Beberapa meter dari I-Cos ke arah timur, ada Buket. Pelopor tempat ngopi di kawasan kampus Undip Tembalang. Tempatnya ada dilantai 2 sebuah bangunan. Terus terang saya belum pernah ngopi disini, karena saya tidak betah dengan kepulan asap rokok pengunjungnya. Hanya saya sering menerima undangan untuk singgah ke acara diskusi di Buket.

Ras Versus Domestik

Kucing. Makhluk karnivora ini sudah jadi klangenan manusia sejak berabad silam. Terdapat bermacam jenis kucing yang bisa kita pilih sebagai hewan peliharaan dirumah. Sifatnya yang manja dan senang bermain dengan manusia menjadi salah satu alasan mengapa orang suka pada hewan berbulu ini.

Lazimnya orang memilih kucing jenis persia atau anggora sebagai peliharaan. Kucing jenis ini biasanya silsilahnya terjaga karena diharuskan memiliki sertifikat keturunan. Bulunya yang lebat dan bentuk muka yang bulat juga berhidung agak melesak kedalam membuat kucing ini berharga diatas rata-rata. Untuk anakan saja bisa dihargai ratusan ribu. Perawatannya pun tidak bisa main-main karena harus cermat dan teliti. Makanan juga minumannya harus bersih dan berkualitas agar kesehatan si kucing terjaga. Harus rutin dimandikan juga berkunjung ke dokter hewan untuk memantau keadaan si Pus.

Namun, ada juga sebagian orang yang lebih memilih memelihara kucing domestik atau kucing kampung. Kadang, nasib kucing kampung tidak seberuntung kucing ras yang mendapat keistimewaan lebih karena silsilahnya yang tidak jelas juga hidup dijalanan yang notabene kotor. Kucing kampung biasa ditemukan di pasar, di rumah sakit, di penampungan sampah, di dekat tempat makan, atau dimana saja. Kucing kampung sering mendapatkan perlakuan kasar dari orang yang tidak punyai nurani.

Kenapa Harus Kucing Domestik?
Sedari saya balita, orangtua saya sudah memelihara kucing. Bahkan, konon beberapa generasi terdahulu keluarga saya sudah menjadikan kucing sebagai sahabat keluarga. Kucing kampung menjadi pilihan kami karena dalam beberapa hal mereka dinilai lebih unggul ketimbang kucing ras. Mereka mempunyai daya tahan yang lebih untuk hidup dijalan, tidak memerlukan makanan khusus yang bernilai mahal, juga tidak memerlukan perawatan yang rumit. Namun yang perlu diingat adalah tidak boleh memberi makan kucing ikan asin, karena ikan asin bisa membuat bulu kucing rontok.

Bila dipelihara dengan cermat pun, kucing kampung bisa nampak sehat melebihi kucing ras. Pertambahan berat badan pada kucing kampung akan lebih terlihat jelas ketimbang pada kucing ras karena bulu kucing kampung tidak selebat bulu kucing ras.

Kadang, saya miris melihat beberapa kucing ras peliharaan tetangga yang nampak besar badannya tapi setelah saya gendong ternyata ringan, bahkan tulang punggungnya menonjol. Dan bila dimandikan akan nampak bangun tubuhnya yang asli. Malah lebih besar dan sehat kucing kampung peliharaan saya..hihi

Makanya saya memutuskan bersimpati pada hewan-hewan dijalan. Yang tidak bertuan dan harus mengais sampah untuk bertahan hidup. Pernah ada kawan yang bertanya, ”Mengapa kamu memilih bersimpati pada hewan dan bukan manusia?”, saya menjawab bahwa tiap orang memiliki rasa simpati yang tidak bisa dipaksakan. Bersimpati dengan hewan, bukan berarti kehilangan rasa kemanusiaan bukan?

Kisah
Sudah banyak kisah saya dengan kucing kampung tidak bertuan. Beberapa kali saya dan mamah mengadopsi anak kucing di pasar atau anak kucing yang dibuang orang di got depan rumah. Kadang harus perang batin atau adu mulut dengan Ayah karena tidak tega mendengar suara anak kucing yang mengiau. Untuk anak kucing yang masih merah, saya menyuapinya dengan susu dancow hangat dicampur dengan bubur bayi. Dan menidurkannya didalam kardus yang dialasi handuk bekas. Jika anak kucingnya sudah mulai sehat dan lincah, saya harus rela kasur saya dinodai kotoran kucing..hehe

Setiap kali ke pasar, mamah, saya, atau Faisal menyempatkan diri tengok kanan kiri atau bawah mencari siapa tahu ada anak kucing yang kelaparan. Membeli sekeranjang ikan pindang kemudian memberikannya pada mereka. Rasanya lega bisa berbagi kebahagiaan. Walau kemarin, saat saya dan mamah ke pasar, seorang pedagang kudapan langganan berkata beberapa hari yang lalu banyak kucing yang mati karena kelaparan dan kedinginan.

Yang Ngangeni dari Semarang

Salah satu kekayaan budaya Indonesia adalah kulinernya yang khas. Di Semarang ada banyak sekali kuliner yang menggugah selera, dan dari sekian itu ada yang namanya tahu gimbal juga wingko babat. Tahu gimbal ini makanan yang ngangeni kata beberapa kawan saya yang sudah lama merantau kekota lain. Mereka ngga bisa makan tahu gimbal dikota tempat mereka kerja. Makanya kalau pas kebetulan pulang yang dicari ya tahu gimbal ini.

Tahu gimbal adalah makanan yang terdiri dari campuran rajangan kol, tahu goreng, telur dadar, bumbu kacang yang diuleg halus, tauge, lontong, gimbal (udang yang digoreng tepung), dan diberi topping remasan kerupuk. Nyaris sepiring tumpah. Biasanya pedagang tahu gimbal ini juga menjual minuman es campur dan es teler sebagai “kawan akrab” menu tahu gimbal.

Tahu gimbal lebih banyak dijajakan di kawasan sekitar Taman Menteri Supeno (depan SMAN 1 Semarang), didepan Masjid Raya Baiturrahman, Jl.Pahlawan, dan seputaran Simpanglima. Ngga melulu malam hari, kini makan tahu gimbal juga bisa dilakukan siang hari. Harga satu porsi berkisar Rp.9000,-. Cukup murah kalau buat dimakan sesekali. Tapi kabar yang pernah saya dengar, pengunjung dari luar kota harus lebih berhati-hati karena beberapa penjual makanan ini sering menaikkan harga dengan tiba-tiba.

Selain tahu gimbal, yang lekat dengan Semarang adalah wingko babat. Wingko babat terbuat dari kombinasi adonan kelapa dengan gula juga bahan lainnya dan kemudian dipanggang hingga sedikit gosong ditepiannya. Bentuknya ada yang bulat besar, ada juga yang bulat kecil. Sejarahnya, wingko ini bukan kuliner asli Semarangan. Memang wingko yang paling terkenal dibuat di Semarang. Ini pula menyebabkan banyak orang yang mengira bahwa wingko juga berasal dari kota ini. Meskipun demikian, wingko babat sebenarnya berasal dari Babat. Ini adalah daerah kecil di Lamongan, Jawa Timur. Babat terletak di dekat Bojonegoro, Jawa Timur. (http://id.wikipedia.org/wiki/Wingko)


Wingko babat bisa dibeli di kawasan oleh-oleh Pandanaran, di stasiun kereta api atau terminal bus. Salah satu home industri wingko babat yang saya tahu ada di tengah pemukiman padat penduduk di perumnas Banyumanik, Semarang. Kalau kebetulan ada kerabat dari luar Jawa Tengah yang berkunjung ke Semarang, maka saya selalu merekomendasikan tempat ini. Dipabrik ini dalam beberapa jam saja bisa menghabiskan 5 ember raksasa adonan. Disini pembeli bisa melihat langsung proses pembuatan wingko dan mencicipinya selagi hangat. Cocok untuk dijadikan buah tangan karena harganya cukup ramah dikantong. Satu kantung plastik yang berisi 20 bungkus wingko dihargai Rp.16.000,- saja.

Adonan wingko lagi diproses.. Ini adonan keberapa yang dibuat ya??

Wingko yang selagi hangat ini boleh dicicipi oleh pembeli.. *Gratis*

Kopi Nusantara, Khasnya Mendunia

Menurut saya, kopi itu candu. Gimana ngga candu kalo tiap hari minimal satu cangkir kopi harus diminum? Kopinya sih bisa apa aja, mau kopi instan yang sachet atau kopi khas nusantara juga boleh. Tapi saya lebih sering minum kopi Aceh Gayo. Kebetulan seorang kawan yang asli inong Aceh ngasih saya satu paket kopi Gayo yang sudah diroast kasar. Rasanya mantap tiada dua..

Beberapa tahun yang lalu kopi belum jamak ditelinga, apalagi yang namanya ngopi ditempat yang nyaman, bukan budaya Semarang banget deh! Tapi sekarang, di Semarang, khususnya didaerah Semarang atas udah ada beberapa tempat ngopi. Mau yang cozy atau yang rame kayak di warung kopi (warkop) bisa dijadikan alternatif selera yang sama-sama asyik. Walaupun udah banyak kopi yang diblend dengan aneka macam rupa, tapi pilihan saya tetep jatuh ke kopi klasik yang nggak banyak sentuhan. Kopi Kalosi Toraja yang sedikit asam atau kopi Aceh Gayo yang rasanya sedikit pekat dilidah adalah kesukaan saya.

Nusantara kita kaya, Kopi salah satunya..
Kopi Indonesia saat ini ditilik dari hasilnya, menempat peringkat keempat terbesar di dunia. Kopi memiliki sejarah yang panjang dan memiliki peranan penting bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Indonesia diberkati dengan letak geografisnya yang sangatlah cocok bagi tanaman kopi. Letak Indonesia sangat ideal bagi iklim mikro untuk pertumbuhan dan produksi kopi. (http://id.wikipedia.org/wiki/Kopi_Indonesia).

Perkebunan kopi dapat ditemukan membujur dari ujung barat hingga timur Indonesia. Perbedaan tingkat keasaman tanah juga tempat kembang tanaman kopi yang tidak sama ditiap daerah membuat kopi Indonesia mempunyai rasa yang kaya, meskipun letaknya berdekatan, contoh rasa kopi Aceh Gayo tidak sama dengan rasa kopi Mandailing. Masing-masing memiliki tingkat keasaman, kepekatan, kekayaan aromanya sendiri. Ada satu lagi kopi asli Indonesia yang amat mahsyur hingga ke penjuru dunia, kopi luwak namanya. Kopi ini sedikit berbeda dari kopi pada umumnya. Varietas kopi Arabica yang telah matang dimakan oleh hewan luwak, kemudian biji kopi yang bercampur feses luwak itulah yang diolah. Konon katanya biji kopi yang bercampur feses itu bila telah diolah rasanya sangat sedap. Namun karena produksinya sangat terbatas, maka harga kopi luwak relatif mahal. Di salah satu gerai kopi di Semarang, secangkir kopi ini dihargai kurang lebih Rp.80.000,-. Sedangkan di Amerika satu cangkir mencapai $10-20. Bahkan saking terkenalnya acara Oprah Winfrey Show pernah mengulasnya.

Asal-usul kopi (http://id.wikipedia.org/wiki/Kopi_Indonesia)
Pada awalnya kopi di Indonesia berada di bawah pemerintah Belanda. Kopi diperkenalkan di Indonesia lewat Sri Lanka. Pada awalnya pemerintah Belanda menanam kopi di daerah sekitar Batavia (Jakarta), Sukabumi dan Bogor. Kopi juga ditanam di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatra dan Sulawesi. Pada permulaan abad ke-20 perkebunan kopi di Indonesia terserang hama, yang hampir memusnahkan seluruh tanaman kopi. Pada saat itu kopi juga ditanam di Timor dan Flores yang pada saat itu berada di bawah pemerintahan bangsa Portugis. Jenis kopi yang ditanam di sana juga adalah kopi Arabika dan kopi ini tidak terserang hama.

Pemerintah Belanda kemudian menanam kopi Liberika untuk menanggulangi hama tersebut. Varietas ini tidak begitu lama populer dan juga terserang hama. Kopi Liberika masih dapat ditemui di pulau Jawa, walau jarang ditanam sebagai bahan produksi komersial. Biji kopi Liberika sedikit lebih besar dari biji kopi Arabika dan kopi Robusta. sebenarnya, perkebunan kopi ini tidak terserang hama, namun ada revolusi perkebunan dimana buruh perkebunan kopi menebang seluruh perkebunan kopi di Jawa pada khususnya dan di seluruh Indonesia pada umumnya. Robusta menggantikan kopi Liberika. Walaupun ini bukan kopi yang khas bagi Indonesia, kopi ini menjadi bahan ekspor yang penting di Indonesia.


Bencana alam, Perang Dunia II dan perjuangan kemerdekaan - semuanya mempunyai peranan penting bagi kopi di Indonesia. Pada awal abad ke-20 perkebunan kopi berada di bawah kontrol pemerintahan Belanda. Infrastruktur dikembangkan untuk mempermudah perdagangan kopi. Sebelum Perang Dunia II di Jawa Tengah terdapat jalur rel kereta api yang digunakan untuk mengangkut kopi, gula, merica, teh dan tembakau ke Semarang untuk kemudian diangkut dengan kapal laut. Kopi yang ditanam di Jawa Tengah umumnya adalah kopi Arabika. Kopi Arabika juga banyak diproduksi di kebun - kebun seperti (Kayumas, Blawan, Kalisat/Jampit) di Bondowoso, Jawa Timur. Sedangkan kopi robusta di Jawa Timur, banyak diproduksi dari kebun - kebun seperti Ngrangkah Pawon (Kediri), Bangelan (Malang), Malangsari, Kaliselogiri (Banyuwangi). Di daerah pegunungan dari Jember hingga Banyuwangi terdapat banyak perkebunan kopi Arabika dan Robusta. Kopi Robusta tumbuh di daerah rendah sedangkan kopi Arabika tumbuh di daerah tinggi.

Setelah kemerdekaan banyak perkebunan kopi yang diambil alih oleh pemerintah yang baru atau ditinggalkan. Saat ini sekitar 92% produksi kopi berada di bawah petani-petani kecil atau koperasi.


Wisuda

Wisuda periode ini jatuh tanggal 25 Januari. Dari awal ngerjain TA, saya udah milih ikut buat wisuda Januari walaupun harus rela ngga wisuda barengan Fida, Asty, juga Nila. Wisuda ini saya sendirian. Maksudnya sendirian, sahabat saya udah pada lulus duluan.

Rasanya dinyatakan lulus dan tinggal nunggu wisuda itu biasa aja. Ngga ada euforia macam kelulusan SMA dulu. Datar. Saya rasa wajar saja kalau saya bisa lulus karena TA ini saya kerjakan satu semester, berapa bulan lebih lama dari TA beberapa sahabat saya. Wajar kalau antri tiap pagi diruang dosen, bolak-balik rental juga tempat fotokopian, duduk berjam-jam diperpustakaan. Semua itu proses yang wajib semua mahasiswa lalui. Dan setelah lulus baru terasa bahwa semua proses itu menyenangkan.


Sekarang kebaya udah jadi, udah reservasi salon buat dandan (Ups..ketauan ngga pernah dandan. hahahaa), udah pesen undangan ekstra buat mas Rofiq juga Faisal. Mumpung lagi pas momentnya jadi kita mau foto keluarga bareng. ^_^

Habis lulus ini saya udah tau harus apa. Sedikit melawan arus. Dianggap aneh tapi itu bukan masalah. Saya cuma mau les menjahit. Sambil nunggu masa masuk ujian kuliah di bulan ke 6 nanti.

ps : Must be strong even you're a woman!