Syukur Dari Sebungkus Nasi Goreng

Setiap Jumat sore, saya juga beberapa teman kantor pulang ke Semarang. Dari Jepara kira-kira pukul 5 sore, sampai di Semarang 2 jam kemudian. Kadang, kalau pas sedang pulang, saya suka kepengin makan makanan yang nggak ada di Jepara. Karena sering pulang larut malam, di Jepara referensi makanannya cuma warung yang itu-itu saja.

Kira-kira 4 pekan yang lalu, saya sudah merancang menu makan malam dengan Nasi Goreng Seafood super pedaas di Warung Nasi Goreng Tombo Kangen Jl. Ahmad Yani, dan sesampainya di Semarang, saya bergegas untuk membelinya. Tapi, ditengah perjalanan, orangtua saya menelepon, menawarkan diri untuk menjemput karena malam itu Semarang sedang hujan cukup lebat. Karena memang sudah *ngidam*, saya minta orangtua untuk menunggu saya di ujung gang Jl.Ahmad Yani.

Sewaktu saya mau masuk ke dalam tenda warung, ada satu bapak yang sedang berdiri. Kelihatannya beliau juga ikut antri. Berdiri dengan tangan terkepal didada, seperti orang kedinginan dan berpakaian kumal. Antrian cukup panjang, saya pun duduk didekat tempat nasi dan memandangi si bapak yang juga masih berdiri ditempat yang sama.

Si mas penjual pun memberikan sebungkus nasi goreng ke bapak yang berbaju kumal tadi, entah si bapak memang pesan atau bagaimana, tanpa membayar dan setelah menerima sebungkus nasi goreng itu, si bapak langsung bergegas pergi, dengan mulut komat-kamit dan mendekap erat bungkusan nasi goreng hangat itu didadanya.

Masyaallah, amppuun..

Pemandangan itu meninju hati saya. Si bapak terlihat amat sangat bersyukur dengan makanan itu. Berbagai macam imajinasi berkelebatan dipikiran saya, :
  1. Apakah ada orang yang juga menunggu si Bapak untuk santap nasi goreng bersama?
  2. Apakah si bapak memiliki anak, istri yang kelaparan dirumah?
  3. Apakah si bapak memilih untuk tidak makan, tapi memberikan nasi goreng itu untuk seseorang?
  4. ......
Mungkin kita yang kurang bersyukur dengan apa yang kita miliki saat ini. Setelah mampu menghasilkan uang sendiri, diantara kita mungkin ada yang cenderung untuk meremehkan hal yang sedikit dengan dalih, "Ah, nanti kan bisa beli lagi"

Yang utama, malam itu saya sangat bersyukur bisa melihat satu bentuk kesyukuran dari hal yang sedikit dan sederhana. Sampai sekarang, pemandangan itu masih lekat dipikiran saya.

Semarang, 01 Januari 2011

Penyelamatan Binatang

Satu bulan yang lalu, Ayah memasang saluran TV kabel dirumah. Berhubung sekarang saya tinggal di Jepara. Hanya 1 kali dalam sepekan saya bisa menikmati tayangan seperti Discovery Channel, TLC, Animal Planet, juga National Geographic Channel.

Sekarang saya menjadi karib dengan tayangan Rescue Ink di National Geographic TV Adventure. Rescue Ink, adalah sekelompok pria bertato, bertubuh kekar. Mungkin dimasa lalu mereka pernah melakukan kesalahan, dan mereka berusaha menebusnya dengan cara melindungi binatang-binatang yang dibuang, diabaikan, disakiti oleh pemiliknya. Duuh, nonton ini tiap Ahad pagi di NatGeoTV pasti sambil mewek..huhuuu T.T

Berhubung keranjingan nonton acara hewan di NatGeoTV, saya jadi sering lihat adegan macan yang menerkam rusa, kuda, atau banteng. Disaat yang lain, saya juga lihat program pembebasan simpanse di TLC yang disiksa oleh pemiliknya. Saya jadi berpikir, saya bisa tega lihat kuda, rusa dimangsa singa atau macan. Karena memang itulah hukum alam, hukum rimbanya. Tapi saya nggak akan pernah bisa tega lihat binatang yang disia-siakan, disiksa, dibunuh oleh manusia. Karena itu adalah perbuatan yang disengaja, dan tidak ada hukum yang menghalalkan hal itu.

Hmmmh..semoga dimasa yang akan datang, saya bisa berbuat lebih banyak untuk menyelamatkan binatang-binatang yang terlantar dijalanan. Sesuai cita-cita semula, bikin pet shelter. :-)

ps : selama menulis ini, saya ditemani Ochin juga Sena yang tidur diatas kasur saya.

Semarang, Desember 2010