tag:blogger.com,1999:blog-19017642702453579062024-03-13T09:10:21.845-07:00BUKU, TULISAN DAN SEGALANYAnidafshttp://www.blogger.com/profile/11953807037937239943noreply@blogger.comBlogger213125tag:blogger.com,1999:blog-1901764270245357906.post-58279389383099055212015-12-06T03:47:00.001-08:002015-12-06T03:47:05.519-08:00Prasangka Buruk<p dir="ltr">Saat ini saya masih bekerja sebagai customer service di salah satu bank syariah di Semarang, beberapa hari yang lalu saya kedatangan tamu istimewa. Tamu ini sudah kami beri "label" sehingga siapapun diantara kami yang kebagian jatah melayani mereka harus ekstra sabar dan juga ekstra senyuman.</p>
<p dir="ltr">Sialnya, dua rekan saya yang lainnya sedang sibuk semua dan belum ada tanda-tanda selesai dalam waktu dekat. Sedangkan nasabah didepan saya sudah akan bersiap pulang. Duh! </p>
<p dir="ltr">Tamu yang istimewa ini saya sambut dengan senyuman dan hati yang lapang. Sambil mensugesti diri sendiri bahwa ini akan baik-baik saja dan saya bisa mengendalikan mereka. Sampai pertengahan transaksi saya bisa memahami apa yang mereka mau dengan kunci : buka telingamu lebar-lebar. Hehe pahami apa yang mereka mau.</p>
<p dir="ltr">Setelah nasabah ini pulang, saya belajar lagi bahwa tidak perlu berprasangka sebelum mengenal. Bahwa etnis tidak bisa dijadikan alasan untuk membencinya. Mereka hanya perlu dipahami dan saya sedikit membuka ruang dihati. </p>
<p dir="ltr">Kedatangan mereka memang agak sedikit merepotkan sih, karena memecah konsentrasi saya antara mendengarkan percakapan dua bahasa dan mengetik perintah ke layar monitor. Tapi mereka jauh mau lebih memahami alur transaksi yang saya gambarkan dan tidak protes dengan sejumlah biaya yang disodorkan. </p>
<p dir="ltr">Transaksi berjalan mulus dan diakhiri dengan ucapan dari mereka, "semoga kamu sukses ya, Non"</p>
<p dir="ltr">Sederhana. Tapi itu membuat hati ini menghangat.</p>
<p dir="ltr">Semarang, awal Desember 2015</p>
nidafshttp://www.blogger.com/profile/11953807037937239943noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1901764270245357906.post-75432472523107368742015-12-05T05:00:00.001-08:002015-12-05T06:08:45.215-08:00Update Status<p dir="ltr">Saya pribadi menggunakan jasa sosial media, terutama Facebook, untuk berkomunikasi dengan suami jika beliau kebetulan sedang berada diluar Indonesia. Saya memang nggak mewajibkan beliau memberi kabar kepada saya setiap saat karena saya tahu betul bagaimana pekerjaannya. Beliau biasanya mengupdate kegiatannya melalui tulisan atau foto sehingga saya bisa memantaunya darisana. Meskipun saya akui komunikasi akan tersendat jika menggunakan pola seperti ini. Bagaimanapun juga komunikasi tatap muka akan jauh lebih berkualitas dibandingan melalui layar monitor.</p>
<p dir="ltr">Aturan update status nggak berlaku jika suami berada didalam negeri. Meskipun saya nggak mewajibkan sistem "wajib lapor" tapi saya ingin jadi orang pertama yang tahu kegiatannya, ya minimal kedua lah setelah ibu mertua hehe. Saya bisa marah kalau seharian nggak kasih kabar tapi malah aktif update status di sosial media. Suka kaget begitu lama nggak kasih kabar eh tahu-tahu sudah di bandara, misalnya. Duh, rasanya jadi kurang spesial begitu.</p>
<p dir="ltr">Sebetulnya saya pun bukan tipikal "laporan" tapi ya karena tahu rasanya nggak dikabarin itu nggak enak jadi saya usahakan untuk memberi tahunya terlebih dulu. Misal, "aku otw pulang", "aku maksi sama mas xxx dulu.." atau "udah dibandara, take off bentar lagi, pake AirAsia" begitupun sudah cukup buat saya.</p>
<p dir="ltr">Enaknya jaman sekarang itu komunikasi begitu gampang dijangkau. Nggak bisa plan A ya pakai plan B, atau masih tersisa sampai plan Z. Tinggal disesuaikan saja dengan kenyamanan kita dan pasangan, jarak, efisiensi dan juga biaya.</p>
<p dir="ltr">Semarang, 5 Desember 2015</p>
nidafshttp://www.blogger.com/profile/11953807037937239943noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1901764270245357906.post-72095468489011912442015-11-28T07:56:00.001-08:002015-11-28T07:56:30.345-08:00Seorang Kawan<p dir="ltr">Hikmah bisa diambil dimana saja. Termasuk dari curhatan orang lain yang akan saya tuliskan ini. </p>
<p dir="ltr">Seorang kawan dengan usia yang lebih muda, yang sudah lama saya kenal, tidak terlalu dekat, hanya sepintas lalu dan tidak terlalu banyak terlibat dalam urusan yang sama. Namun saya tahu bahwa dia sangat membantu saya. </p>
<p dir="ltr">Suatu ketika saya mengalami hal yang membuat saya merasa kecewa bukan kepalang, dia yang membantu menguatkan dan membuat saya tidak merasa sendirian. Saya lupa bagaimana detail percakapannya tapi membuat saya memahami dan berujung dengan satu kata, memaafkan.</p>
<p dir="ltr">Bahwa <u>kekecewaan</u> yang kita terima adalah satu dari sekian takdir yang harus dijalani. Berusaha tidak berekspresi berlebihan dan terus membantu mereka yang menyakiti kita karena boleh jadi dimasa depan kita akan butuh bantuan mereka atau sebaliknya.</p>
<p dir="ltr">Terakhir, </p>
<p dir="ltr">Terima kasih sudah menginspirasiku untuk jadi lebih baik.</p>
<p dir="ltr">Semarang, akhir November 2015</p>
nidafshttp://www.blogger.com/profile/11953807037937239943noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1901764270245357906.post-75359169573137758622015-11-28T05:06:00.001-08:002015-11-28T05:08:24.674-08:00Sabtu Bersama Aliyya<p dir="ltr">Pagi tadi saya menghadiri acara seminar parenting yang diadakan oleh komite wali murid di sekolahnya Aliyya. Ini kali kedua saya datang menemaninya, hal yang belum bisa saya lakukan dihari biasa. </p>
<p dir="ltr">Selesai makan dan berganti pakaian, Aliyya duduk sambil nonton upin-ipin dan saya beberes barang yang akan dibawa ke sekolah. 2 buah susu ultra milk dan sebotol air putih. Aliyya bertanya, " bunda mau kemana? Salim dulu." Aih, rupanya dia mengira saya akan kekantor. Saya jelaskan bahwa kita akan pergi ke sekolah buat main playdough terus bunda ada acara seminar dilantai 2, girang sekali ekspresinya. "Asyik..Asyik, aku sayang bunda..", begitu katanya. Bahkan dia memakai sepatunya sendiri tanpa saya bantu.</p>
<p dir="ltr">Sesampainya disekolah, saya mengantarnya masuk kedalam kelas. Mencium pipi dan memeluknya. Saya bilang akan kembali menjemputnya dan menunggunya diluar, dibawah pohon seperti yang biasanya dilakukan Abi. </p>
<p dir="ltr">Ini pertama kalinya saya mengikuti seminar parenting. Saya duduk sendiri ditengah ruangan sambil membaca buku yang saya bawa dari rumah. Tidak ada yang saya kenal disana dan mungkin saya yang paling muda. Dengan tema mengenai cara mengenali emosional anak, saya merasa seperti gelas kosong. Ini yang saya hadapi. Jika biasanya informasi didapat dari buku, internet, kali ini lebih tercerahkan karena lebih aplikatif. Saya baru tahu jika peran Ayah sangat penting dalam perkembangan emosional anak. Intinya, saya tidak merasa sendiri dan beruntung bahwa suami adalah sosok Ayah yang baik dan disayangi oleh anak-anak. Suami saya jauh lebih sabar dan komunikatif, tidak heran mereka akan lengket sekali dengan Abinya jika kebetulan Abi tidak sedang ada worktrip.</p>
<p dir="ltr">Seperti baterai yang terisi penuh, energi baru, itulah perasaan saya setelah acara ini selesai. Bergegas saya menjemput Aliyya. Rupanya sampai disana Aliyya nggak pakai kerudung dan kelihatan habis menangis. Dia langsung memeluk kaki saya dan bilang, "aku sayang bunda, bunda kok lama sih?" Wali kelasnya cerita kalau Aliyya habis jatuh, kepalanya terbentur karena didorong oleh anak lelaki teman sekelasnya. </p>
<p dir="ltr">Duh, baru aja ya acara seminarnya selesai. Saya berusaha menahan emosi. Meskipun orangtua anak itu sudah meminta maaf, tapi saya nggak suka kalau anak saya diperlakukan kasar, apalagi sampai kena kepala. Saya diam saja. Sadar bahwa hal seperti ini memang tidak terhindarkan dilingkungan sekolah. Saya memeluk Aliyya dan bilang supaya lain kali lebih hati-hati saja.</p>
<p dir="ltr">Pulang sekolah sengaja saya mengajaknya ke Superindo untuk membeli buah apel dan susu kotak kesukaannya. Dia senang sekali dan sepertinya sudah lupa tadi habis jatuh.</p>
<p dir="ltr">Ah, meskipun cuma sebentar. Mungkin dilain waktu saya harus meluangkan waktu berdua saja dengannya. Ke supermarket atau ke taman bermain. Saya merasa lebih dekat karena tidak bisa dipungkiri hubungan kami sempat merenggang pasca kelahiran Aisha, anak kedua saya. Tidak hanya untuk sekarang, mungkin bisa juga dipraktikkan dimasa depan.</p>
<p dir="ltr">Semarang, 28 November 2015<br>
</p>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuBgFeEZK_1eeZX7Uh2W0o2FeawLcFKb7N810B5k9Xdr2QeVG8dPBGKpuiZjTSOidVyqTJmji_O4MYOoN-Vqqsw_NQxup2vrXRd6-OpcwYGCec9MBtXIpfkbkmG64yyW7lSG4SpAUjy8v4/s1600/PicsArt_11-28-07.14.10.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> <img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuBgFeEZK_1eeZX7Uh2W0o2FeawLcFKb7N810B5k9Xdr2QeVG8dPBGKpuiZjTSOidVyqTJmji_O4MYOoN-Vqqsw_NQxup2vrXRd6-OpcwYGCec9MBtXIpfkbkmG64yyW7lSG4SpAUjy8v4/s640/PicsArt_11-28-07.14.10.jpg"> </a> </div>nidafshttp://www.blogger.com/profile/11953807037937239943noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1901764270245357906.post-62813565373662377162015-11-22T08:07:00.001-08:002015-11-22T08:07:29.028-08:00Suka Duka CS Bank<p dir="ltr">Part 1 :<br>
<br>
Ada mas2 masih muda. Pegawai konter hp mau buka rekening. Saya minta KTP asli. Dikasih. Terus saya mintain dong identitas tambahan, secara si mas ini penampilannya agak gahar. Serem lah..</p>
<p dir="ltr">Saya : maaf mas boleh saya pinjam SIMnya?</p>
<p dir="ltr">Masnya : wah saya nggak punya SIM mbak?</p>
<p dir="ltr">Saya : kalo STNK? Bawa nggak?</p>
<p dir="ltr">Masnya : nggak bawa juga..</p>
<p dir="ltr">Saya : Lah? Mas kelahiran 96 masak sih nggak punya SIM, nggak bawa STNK? Kok aneh? Nggak takut apa kalo ketangkep polisi?</p>
<p dir="ltr">Masnya : Nggak tuh mbak. Saya malah takut kalo ditangkep mbaknya.</p>
<p dir="ltr">Saya : ..... Kemudian hening</p>
<p dir="ltr">( hmm, anak yang aneh )</p>
<p dir="ltr">Part 2 :</p>
<p dir="ltr">Ada seorang ibu ditemani anaknya membuka rekening baru. Mereka berasal dari sebuah kabupaten disekitar Semarang. Ibu ini tidak mahir berbahasa Indonesia sehingga perlu ditemani. Meski begitu, ibu ini rupanya bekerja sebagai TKI di Singapura. </p>
<p dir="ltr">Saya : Gimana bu? Betah kerja di Singapura?</p>
<p dir="ltr">Ibu : wah betah mbak.. Blablabla ( ibu ini bercerita panjang lebar dengan gaya berapi-api, intinya beliau betah disana karena majikannya baik dan lingkungan tinggal yang bersih )</p>
<p dir="ltr">Setelah pembukaan rekening selesai dan greeting terakhir saya sampaikan, saya hendak menjabat tangan keduanya. Si ibu ini berdiri sambil tersenyum sambil setengah berteriak "Merdeka!!"</p>
<p dir="ltr">Hehe, ada-ada saja ya..</p>
<p dir="ltr">( bersambung )</p>
nidafshttp://www.blogger.com/profile/11953807037937239943noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1901764270245357906.post-3689795542093373062015-11-18T05:29:00.001-08:002015-11-18T05:29:58.854-08:00Jus Pare ala Nida<p dir="ltr">Beberapa waktu yang lalu saya mengikuti salah satu akun fashion blogger di Instagram, Andra Alodita, namanya. Sampai saya baca isi blognya dan menemukan salah satu artikel tentang jus pare. Pikir saya waktu itu cuma.. Hoekks! Pait!</p>
<p dir="ltr">Tapi akhirnya saya iseng juga mencoba membuat jus pare, nanas dan perasan air lemon. Terkadang saya tambahkan pokcoy atau seadanya bahan didalam kulkas. Hasilnya ternyata tidak buruk. Memang pait sih tapi ya mana ada sih pare manis? Hehe..</p>
<p dir="ltr">Senin (16/11) kemarin saya membawa sebotol kecil jus pare yang saya buat sehari sebelumnya. Tadinya saya sengaja buat untuk suami tapi sayangnya dia nolak.. Hihii </p>
<p dir="ltr">Ya sudah, dibawa aja buat sarapan pagi :)</p>
<p dir="ltr">Kedepannya saya mau rajin minum jus sehat macam ini lah. Tinggal buka youtube dan kreasikan sayur dan buahnya.</p>
<p dir="ltr">Have a nice day!</p>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"> <a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8DSZdntgXDVESnRwdejex4EdTkLlHGrbTKMRmT3eNYD-pvZNfWH4S-z7sUrzcXabWsjtjevm8ghOC3nqKUH7Vj90cXIFUOikLd4u3nnH3N-6DXvzZPJNT5Uktoc0UzngbYclu-ZHYkkyT/s1600/Path%2525202015-11-16%25252007%25253A41.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"> <img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8DSZdntgXDVESnRwdejex4EdTkLlHGrbTKMRmT3eNYD-pvZNfWH4S-z7sUrzcXabWsjtjevm8ghOC3nqKUH7Vj90cXIFUOikLd4u3nnH3N-6DXvzZPJNT5Uktoc0UzngbYclu-ZHYkkyT/s640/Path%2525202015-11-16%25252007%25253A41.jpg"> </a> </div>nidafshttp://www.blogger.com/profile/11953807037937239943noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1901764270245357906.post-43599083925229937392015-11-15T08:13:00.001-08:002015-11-15T08:13:23.305-08:00Menjelang Puasa<p dir="ltr">Alhamdulillah ya, seneng banget besok udah masuk bulan Ramadhan lagi. Suasananya itu lho yang bikin kangen. Meskipun cuaca lagi panas-panasnya di Semarang tapi insyaallah bisa lah puasa selama niatnya kuat supaya nggak batal. Hehe</p>
<p dir="ltr">Oiya, sebelum puasa biasanya beberapa orang (termasuk ayah saya sih.. hihi ) suka ngumpulin suplemen buat badan, susu, minuman atau makanan supaya besok pas puasanya nggak lemes. Tapi saya pikir lagi, insyaallah fisik saya cukup kuat tanpa harus ditopang oleh suplemen itu. Salah satu esensi puasa kan supaya kita berempati sama kaum miskin, gimana menahan rasa lapar dan bahkan mereka belum tau bisa makan atau nggak waktu sahur atau buka puasa. Nah saya kok yang Alhamdulillah kuat malah mikir beli suplemen macam2.</p>
<p dir="ltr">Jika dihari biasa, saya suka meramu air lemon dengan madu atau habbasyi oil, puasa ini kayaknya libur dulu deh, habis stok soalnya.</p>
<p dir="ltr">Ini puasa pertama setelah beberapa kali Ramadhan saya dalam kondisi hamil dan menyusui, kebetulan Aisha udah masuk 7 bulan dan saya juga udah nggak pumping jadi harapannya bisa penuh puasanya.</p>
<p dir="ltr">Semoga ya. Aamiin</p>
<p dir="ltr">*Semarang, 3 Ramadhan 1436 H / 20 Juli 2015</p>
<p dir="ltr">(Repost dari akun saya di Wordpress. Maaf ternyata nggak bisa berpaling kelain hati hihii)</p>
nidafshttp://www.blogger.com/profile/11953807037937239943noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1901764270245357906.post-86597781661130422062015-11-15T08:09:00.001-08:002015-11-15T08:09:49.755-08:00Sabar ya Bunda<p dir="ltr">Alhamdulillah saya dikasih suami yang sabarnya nggak kira-kira. Berbanding terbalik sama saya yang serba pengin cepet. Udah takdir Allah mungkin ya ketemu suami yang tipe begini. :)</p>
<p dir="ltr">Hari ini agak bikin puasa saya nggak konsen sih soalnya Aisha agak susah makan juga maunya nempel terus. Mungkin agak kurang enak badan terus cuacanya juga panas jadi rewel deh. Rumah yang berantakan juga berakibat ke emosi yang jadi gampang naik. Tapi kan mana ada ya punya balita atau bayi rumah bisa rapi jali. Mustahil bisa serapi gambar acuan saya di Pinterest itu..</p>
<p dir="ltr">Duh, ampun..</p>
<p dir="ltr">Kalo udah gini, saya pengin cepet resign dari kantor buat ngurus rumah,.anak sama suami. Tangan saya gatel kalo liat yang berantakan soalnya heuheu..</p>
<p dir="ltr">Semoga deh ya rencana bisa terwujud awal tahun depan.</p>
<p dir="ltr">*Semarang, 20 Juli 2015</p>
<p dir="ltr">(Repost dari akun saya di Wordpress.)<br></p>
nidafshttp://www.blogger.com/profile/11953807037937239943noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1901764270245357906.post-40916756166718193042015-11-15T08:06:00.001-08:002015-11-15T08:06:39.971-08:00Gadget Weaning<p dir="ltr">Weaning atau menyapih itu bukan cuma perkara ASI saja. Di masa sekarang, dimana balita udah terbiasa dengan gadget lumrah sekali ditemui, termasuk Aliyya, anak pertama saya.</p>
<p dir="ltr">Aliyya, 3 tahun, udah terbiasa dengan tablet sejak sebelum 1 tahun. Awalnya yang lagu-lagu anak, tutorial do’a sehari-hari berlanjut jadi Masha and the bear, egg surprises, playdough, sampai barbie dan putri sofia.</p>
<p dir="ltr">Gimana nggak kecanduan kalo setiap hari Abia juga kerjanya didepan laptop? Ini yang susah karena Abia emang kerjanya online dan kalo pas jadwal dirumah ya pasti sambil buka laptop sepanjang hari dan Aliyya pasti jadi gelisah, akhirnya ngebajak kerjaannya Abia.. Nyerah deh. Tablet pun berpindah tangan dan Aliyya anteng lagi.</p>
<p dir="ltr">Susahnya adalah kalo Abia udah mulai worktrip dan Aliyya jadi mulai apatis karena pegang tablet terus. Efeknya adalah apa2 tablet.. terus jadi rusuh deh karena rewel nggak mau pisah sama tabletnya.</p>
<p dir="ltr">Harus tega. Tabletnya saya sita.</p>
<p dir="ltr">Karena saya masih serumah sama orangtua jadi suka agak tarik ulur nih soal jam pegang tablet. Tapi sekarang setelah liat Aliyya jadi agak rusuh dan apatis karena pegang tabletnya kelamaan, mereka jadi setuju. No more tablet when you’re at home.</p>
<p dir="ltr">Awalnya reaksinya kayak waktu disapih menyusui. Banyak tangisan sama drama gitu. Tapi nggak lama kok, dibanyakin aktifitas motorik aja sama banyak diajak bicara biar lupa sama tabletnya. Sukses deh.</p>
<p dir="ltr">Semarang, 5 Juli 2015</p>
nidafshttp://www.blogger.com/profile/11953807037937239943noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1901764270245357906.post-69245098793075455512015-11-15T07:50:00.001-08:002015-11-15T07:55:53.405-08:00One Day One Juz<p dir="ltr">Maaf. Bukan bermaksud riya' tapi mungkin akan lebih baik jika kebaikan disebarkan, mungkin ada yang ikut terinspirasi.</p>
<p dir="ltr">Juli 2015 ada satu artikel dikaver utama harian JawaPos. One Day One Juz, ODOJ biasa begitu disebut, adalah hal yang tidak pernah saya lirik sebelumnya. Sehari 1 juz? Mana mungkin, saya sibuk dikantor dari pagi bahkan istirahat 60 menit pun sering makan terburu, shalat pun terburu karena antrian nasabah penuh di jam istirahat. </p>
<p dir="ltr">Sombongnya saya. Alloh jadi yang kesekian. Al-Qur'an pun jarang saya jamah.</p>
<p dir="ltr">Tapi saya iseng saja mendaftar. Aplikasinya tersedia di Google Playstore. Selain ODOJ, ada juga Odhalf ( Sehari 1/2 juz ) dan ODOL ( Sehari 1 lembar ). Saya memilih Odhalf. Karena mungkin bisa saya usahakan ditengah aktivitas duniawi barang mengaji 1/2 juz. Saya masuk daftar tunggu bersama teman-teman baru seluruh Indonesia. Wow, pikir saya. Ternyata ramai sekali.</p>
<p dir="ltr">2 pekan kedepan, ada seseorang akhwat yang menghubungi saya via sms dan terbentuklah grup di whatsapp. Peraturan disebutkan dan jadwal diberikan. Mengaji 1/2 juz berarti 5 lembar atau 10 halaman dalam sehari. Awal yang berat. Al-Qur'an saya bawa ke kantor, dibaca saat istirahat atau saat antrian kosong. Dirumah mertua saat mudik atau saat anak-anak sudah tertidur. Murabbiyah saya pernah bilang, "Kadang, kebaikan itu harus dipaksa. Awalnya mungkin berat namun kelamaan pasti akan terbiasa."</p>
<p dir="ltr">Saya masih jauh dari kata baik. Saya hanya seorang yang biasa namun saya ingin berubah. Membaca Al-Qur'an yang dulu sering saya tinggalkan dan dibaca saat sedang mood, menjadi sesuatu yang harus saya rutinkan.</p>
<p dir="ltr">4 bulan sudah saya disini. Masih suka telat laporan, terutama jika akhir pekan. Tertatih-tatih supaya bisa kholas, yang ternyata kuncinya adalah selesaikan diawal waktu dan tidak menunda. Di grup Odhalf dengan teman-teman yang saling mengingatkan. Agak cerewet sih karena kalau menjelang maghrib belum lapor suka disms bertubi-tubi supaya menyelesaikan tugas harian. </p>
<p dir="ltr">Alloh sudah kasih saya begitu banyak nikmat dan kemudahan, masak saya nggak mau sih rutin mengaji? </p>
<p dir="ltr">Ada yang mencibir. Ada juga yang memuji. Ah, biarkan saja. Toh saya nyaman karena Al-Qur'an menemani kemanapun saya pergi sehingga saya tidak perlu merasa khawatir. Dan yang tidak bisa dipungkiri adalah perasaan lega. Sembari berdo'a semoga ini bisa menjadi salah satu ladang amal saya. Bekal pulang nanti.</p>
<p dir="ltr">Semarang. Medio November 2015</p>
nidafshttp://www.blogger.com/profile/11953807037937239943noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1901764270245357906.post-70613484349806193202015-02-21T22:39:00.002-08:002015-11-15T07:56:29.523-08:00Terimakasih Sewaktu rawat inap di rumah sakit pasca melahirkan akhir Oktober tahun lalu, saya punya waktu 3 hari penuh melihat tayangan televisi. Ada dua yang membekas. Pertama, Just Alvin edisi Dian Sastro dan jingle Luwak White coffee edisi Kimberly Rider yang saya akhirnya tahu melalui YouTube berjudul Feeling Good by Soundroll.<br />
<br />
Di acara itu Dian Sastro bercerita tentang hidupnya, salah satunya tentang bersyukur dan berterima kasih saat akan memulai hari. Bersyukurlah maka nikmat itu akan bertambah. Dan, saya pun mencobanya.<br />
<br />
Bangun tidur. Membuka mata. Membaca doa bangun tidur. Duduk bersilang kaki. Memejamkan mata.<br />
<br />
Terimakasih Alloh, kami masih bisa tidur dengan nyenyak, dengan kasur, bantal, guling dan selimut yang bersih juga nyaman.<br />
<br />
Terimakasih Alloh, kami masih bisa bangun pagi ini dengan mata terbuka, anggota tubuh yang tidak kurang satu apapun, bergerak normal sebagaimana mestinya, masih bisa mendengar suara ayah mamah abia dan anak-anak.<br />
<br />
Terimakasih Alloh, kami masih bisa makan makanan yang bersih dan sehat, minum air bersih tanpa perlu kesulitan mencarinya, masih bisa menikmati listrik dan udara yang bersih.<br />
<br />
Terimakasih Alloh, kami masih bisa bergerak menjemput rezekimu, masih bisa punya cukup uang untuk membeli kebutuhan kami, masih punya kendaraan pribadi sehingga tidak perlu berdesakan dalam bis atau angkot.<br />
<br />
Terimakasih Alloh, kami masih bisa memeluk dan mencium pipi suami dan anak-anak.<br />
<br />
Terimakasih Alloh, kami masih bisa berangkat dan pulang bekerja dengan mudah, bertemu teman-teman, membantu orang, dan akhirnya pulang kerumah yang nyaman.<br />
<br />
Akhirnya, tidak akan pernah cukup berterimakasih pada Alloh atas semuanya..<br />
<br />
----<br />
<br />
Setelah ritual sederhana ini selesai, hati ini terasa lapang dan lebih bersemangat menjalani hari.<br />
<br />
Ayo, mencoba dan rasakan sendiri damainya. :)nidafshttp://www.blogger.com/profile/11953807037937239943noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1901764270245357906.post-8997591083836435792015-01-26T01:49:00.001-08:002015-01-26T01:49:13.359-08:00Mengobati Pusar Bodong Singkat saja ya. ( saya nulis ini pakai hp sambil gendong anak bungsu soalnya, jadi agak kesulitan. )<br />
<br />
Sejak Aisha lahir di akhir Oktober tahun lalu dan tali pusatnya lepas di usia minggu pertama, saya tidak melakukan apa-apa seperti yang disarankan orangtua, menekan pusarnya menggunakan koin yang dibungkus dengan kain kassa.<br />
<br />
Awalnya biasa saja, tapi karena intensitas Aisha menangis sambil mengejan sering sekal, pusarnya lama kelamaan jadi menjorok keluar. Dasarnya saya yang malas pakai koin, jadilah saya googling cara mengatasinya.<br />
<br />
Dari kata kunci, "cara mengobati pusar bodong" saya menemukan 1 pengalaman orangtua yang sama. Ternyata tidak perlu sampai dibawa ke dokter untuk mengobatinya. Cukup cubit pelan kulit disekitar pusar, kemudian diberi plester rol yang saya ganti setiap habis mandi pagi. Saya melakukan ini selama hampir 1, 5 bulan dan alhamdulillah sekarang pusarnya sudah tidak menjorok keluar lagi.<br />
<br />
Mungkin cara ini bisa digunakan untuk kasus yang tidak perlu tindakan dokter, tapi jika perlu tindakan khusus atau ragu, jangan takut untuk datang ke dokter. :)nidafshttp://www.blogger.com/profile/11953807037937239943noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1901764270245357906.post-19591530335292777172015-01-20T04:47:00.001-08:002015-11-15T07:24:08.560-08:00Seiring Senada<p dir="ltr">Semenjak aku pertama menerimamu menjadi orang yang paling kukasihi, aku menaruh harap  akan menjadi orang yang paling kau kasihi.</p>
<p dir="ltr">Menjadi orang yang pertama kali kau lihat begitu pagi datang dan terakhir kau lihat menjelang tidur.</p>
<p dir="ltr">Menjadi orang yang pertama mendengar semua ceritamu, ceritaku.</p>
<p dir="ltr">Menjadi satu-satunya rumah bagimu, bagiku.</p>
<p dir="ltr">Semarang, menjelang Senin medio November.</p>
<p dir="ltr">Melihatmu, melihatku akan mengingatkan pada kebaikan, bahwa jalan ini masih panjang. Dan, tentu aku ingin menjadi ladang amal bagimu.<br></p>
nidafshttp://www.blogger.com/profile/11953807037937239943noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1901764270245357906.post-53692223967006112762015-01-14T21:52:00.001-08:002015-01-14T21:52:40.584-08:00Ketika Harga NaikSemenjak kenaikan harga BBM akhir tahun 2014 kemarin, hampir semua harga ikut terkerek naik. Tak terkecuali bahan makanan. Mulai dari harga cabai, beras, daging, rempah-rempah, telur ayam, dan masih banyak lagi.<br />
<br />
Semalam saya membeli nasi goreng langganan yang lewat didepan rumah. Sekitar tahun 2004, harga seporsinya Rp. 4.000,- kalau ditambah sate ayam atau sate kulit ayam jadi Rp. 6.000, - dan untuk sekarang harganya jadi Rp. 13.000, - sudah termasuk 2 tusuk sate, lengkap dengan taburan kerupuk dan irisan kol juga mentimun. Cukup murah, ya?<br />
<br />
Sambil makan saya berpikir, harga segitu dan saya bisa makan dengan kenyang, abang penjual untungnya berapa ya? Komponen nasi goreng yang saya hitung ada : beras, bumbu, cabai, telur ayam, daging ayam/kulit ayam, kol, mentimun, kerupuk.<br />
<br />
Dalam beberapa acara reportase investigasi di televisi pernah menyiarkan tentang betapa "kreatif"-nya oknum yang mencampurkan bahan berbahaya kedalam bahan makanan dengan tujuan lebih awet, menggunakan bangkai supaya menekan modal demi keuntungan yang lebih banyak.<br />
<br />
Semoga saja kenaikan harga sekarang ini tidak diikuti dengan naiknya "kreativitas" penjual makanan dan minuman disekitar kita. Biarlah yang disiarkan di televisi itu menjadi semacam alarm bagi kita sebagai pembeli. nidafshttp://www.blogger.com/profile/11953807037937239943noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1901764270245357906.post-47362349916432625272014-11-14T20:59:00.001-08:002015-11-15T08:01:08.982-08:00Memeluk Anak dan Pasangan<p dir="ltr">Saya dibesarkan di keluarga yang tidak terbiasa saling memeluk. Ndak biasa mengekspresikan rasa sayang dengan cara seperti itu, bukan cuma rasa sayang, saat kami, anak-anaknya sedih, marah kami cenderung memendamnya sendiri dan memilih mengekspresikan dengan cara masing-masing. Saya cuma baca di buku atau artikel bahwa berpelukan itu hangat, punya efek menenangkan hati, tapi saya betul nggak tahu seperti apa rasanya..</p>
<p dir="ltr">Maka dari itu, semenjak saya menikah 3 tahun lalu, saya penginnya mulai membiasakan diri untuk memeluk suami setiap pagi sebelum mulai beraktivitas. Pokoknya pagi itu harus bisa meluk walaupun sebentar. Efeknya cukup baik. Saya memulai aktivitas dengan hati yang hangat, perasaan yang lega dan lebih positif. Rasanya ada yang kurang kalau lupa berpelukan. :D</p>
<p dir="ltr">Setelah Aliyya. anak pertama lahir, berumur beberapa bulan dan sudah bisa belajar duduk di pinggir kasur, saya mencoba belajar memeluknya, sampai sekarang usianya 2,7 tahun, saya berusaha untuk memeluknya setidaknya sehari sekali. Saat berpelukan, tidak lupa disisipkan doa juga untuknya.</p>
<p dir="ltr">Memasuki usia 2 tahun, Aliyya agak sering tantrum, apalagi setelah Aisha, adiknya lahir akhir Oktober lalu. Sering sekali Aliyya mencari perhatian orang rumah dengan cara berteriak sehingga Aisha nggak bisa nyenyak tidur, setelah itu Aliyya nangis dengan suara yang mungkin terdengar sampai ujung gang. Membiarkannya sampai tenang lalu memeluk dan mengelus punggungnya.</p>
<p dir="ltr">Pelukan juga menjadi keharusan jika suami hendak pergi ke kota atau negeri seberang. Mengantar kepergiannya. Memeluknya pelan sembari membisikkan do'a. :)</p>
<p dir="ltr">Semarang. Medio November 2015. </p>
nidafshttp://www.blogger.com/profile/11953807037937239943noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1901764270245357906.post-50267232936600751182014-11-12T20:42:00.000-08:002014-11-12T20:42:00.277-08:00Antara Uang Belanja dan Uang Nafkah<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Awalnya saya sulit untuk membedakan makna kata membelanjai istri dan menafkahi istri, karena bagi saya kedua kata itu sama maknanya, hanya beda pilihan kata dan keluasan maknanya saja. Bagi saya, membelanjai istri dan menafkahi istri sama-sama bermakna memberikan sejumlah uang kepada istri untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga secara periodik, sedangkan yang sedikit membedakan bahwa menafkahi itu tidak harus uang, tetapi bisa bersifat non materi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Artinya, jika kita telah memberikan uang belanja kepada istri kita berarti kita telah memberikan nafkah lahir (materi), itu pemahaman awal saya, dan mungkin juga pemahaman hampir kebanyakan suami.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Tetapi saya mulai bisa membedakan antara uang belanja dan uang nafkah saat saya melihat anggaran belanja rumah tangga seorang teman. Dari sekian item anggaran yang diberikan kepada saya, ada satu item yang menarik perhatian saya. Menarik, karena hanya item itu yang satu-satunya berbeda dengan item-item dalam anggaran rumah tangga saya dan anggaran rumah tangga pada umumnya, yaitu item "Nafkah Istri"</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Apa bedanya? Pikir saya saat itu, ternyata menurut teman saya bahwa nafkah istri berarti suami memberikan sebagian hartanya kepada istri untuk dikelola dan digunakan untuk kepentingan pribadi istrinya. Sedangkan uang belanja istri adalah memberikan harta (uang) untuk kebutuhan hidup suami, istri, anak-anak, dan anggota keluarga lainnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Saya mencoba memahami apa yang disampaikan teman saya itu. Akhirnya saya temukan kunci jawaban untuk membedakan antara uang belanja dan uang nafkah, yaitu kemuliaan wanita. Antara uang belanja dan uang nafkah muncul dua kewajiban berbeda yang harus dilaksanakan oleh seorang suami. Uang belanja adalah kewajiban suami sebagai kepala keluarga untuk mencukupi kebutuhan hidup istri dan anak-anaknya dengan layak, sedangkan uang nafkah adalah kewajiban suami sebagai seorang lelaki yang qowwam untuk menjaga kemuliaan seorang wanita yang menjadi istrinya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Dalam uang nafkah itu terkandung kemuliaan wanita dari seorang istri. Uang nafkah menjadikan istri bukan seorang "pengemis" dihadapan suaminya jika istrinya ingin memenuhi hajat pribadinya. Uang nafkah adalah hak yang harus diterima seorang istri, dan istri memiliki hak penuh untuk mengelola dan menggunakan untuk kepentingan pribadinya, sehingga istri bisa memenuhi kebutuhan pribadinya dengan tetap terjaga kemuliaan dan kehormatannya tanpa harus "mengemis" dihadapan suami atau harus bekerja keras diluar rumah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Jadi, menurut saya, jika suami hanya memberikan uang belanja bulanan saja maka kewajibannya sebagai suami belum lengkap bahkan cenderung tidak menghargai istrinya, karena memberi uang belanja tanpa uang nafkah seakan menjadikan istri sebagai (maaf) pembantu rumah tangga saja. Oleh karena itu meskipun istri kita bekerja, uang belanja dan uang nafkah tetap harus kita berikan kepada istri kita meskipun sedikit jumlahnya, karena keduanya merupakan hak istri dan kewajiban bagi seorang suami.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Karena dengan uang nafkah itu ada kemuliaan seorang wanita yang menjadi istri kita dan ada ke-qowwam-an kita sebagai seorang suami dan laki-laki.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">By : ustad Noven ( copas dari akun FB ibu Hayati Djalaluddin Ramly )</span></div>
nidafshttp://www.blogger.com/profile/11953807037937239943noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1901764270245357906.post-113942017379764652012-11-05T07:46:00.001-08:002012-11-05T07:48:20.981-08:00Ahad Sore<div class="separator" style="clear: both; color: #274e13; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixQFlTE85UCIp3DUnSiczq0KyfDuysUVwhTD_p6BMeMOEvDdbmDQZ9I7uV98USHHgJhhkJq0YSEivylbLQA18lOVicoKh1wJH1nnbr2wah7721lveZdn7-K_jvGHwGgXPLX7ev1TqucFhg/s1600/IMG00194-20121104-1634.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="301" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixQFlTE85UCIp3DUnSiczq0KyfDuysUVwhTD_p6BMeMOEvDdbmDQZ9I7uV98USHHgJhhkJq0YSEivylbLQA18lOVicoKh1wJH1nnbr2wah7721lveZdn7-K_jvGHwGgXPLX7ev1TqucFhg/s400/IMG00194-20121104-1634.jpg" width="400" /></a></div>
<div style="color: #274e13; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
<b><i><br /></i></b></div>
<div style="color: #274e13; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<b><i>Untuk Ikhsan dan kakak laki-lakinya,</i></b></div>
<div style="color: #274e13; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: #274e13; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: #274e13; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
Terima kasih sudah mengajarkan saya untuk lebih sayang pada anak kecil. Bahwa, membagi senyuman dan sapaan ramah adalah hal yang mudah. Tidak ada yang salah dengan memulai lebih dulu.</div>
<div style="color: #274e13; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: #274e13; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
Terima kasih sudah memberitahukan saya, bahwa menyayangi siapapun itu adalah perlu. Menjaga adalah sebuah keharusan dan tanggung jawab adalah hal yang harus dipegang erat.</div>
<div style="color: #274e13; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: #274e13; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
Terima kasih sudah memberikan isyarat pada saya untuk membagi apa yang miliki, dan lebih bijaksana melihat sekeliling, bahwa saya tidak sendiri.</div>
<div style="color: #274e13; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #274e13; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Terima kasih sudah mau saya ajak berfoto dan bermain dengan Aliyya :)</span></div>
nidafshttp://www.blogger.com/profile/11953807037937239943noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1901764270245357906.post-23584020042073586112012-11-05T07:02:00.005-08:002012-11-05T07:02:48.873-08:00He's Lost<div style="color: #274e13; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
Apa yang terjadi jika seekor kucing tua, pikun, buta, sudah berhari-hari kehilangan nafsu makan, sering menyendiri di toilet, salah masuk kerumah tetangga, terlebih sudah menemani hari-hari semenjak masa remaja, kemudian hilang dari rumah disaat musim hujan seperti ini?</div>
<div style="color: #274e13; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: #274e13; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
Khawatir. </div>
<div style="color: #274e13; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: #274e13; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
Sedih.</div>
<div style="color: #274e13; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: #274e13; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
Ochin, sudah berusia 8 tahun. Kucing kampung ini dipelihara karena induknya beranak dirumah. Anak bungsu dari 3 bersaudara, dan hanya dia yang cacat, bukan hanya buta, namun kelaminnya tidak berkembang sempurna. Ochin, bahkan belum pernah terlihat kawin seperti kucing jantan pada umumnya, yang akan pergi dari rumah untuk berburu kucing betina dan mengeluarkan suara-suara bising mereka. Ochin hanya pernah tertarik dengan Chichi, kucing betina peranakan berbulu lebat. Tapi sayang, cinta Ochin diacuhkan Chichi.</div>
<div style="color: #274e13; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: #274e13; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
Beberapa hari sebelum Ochin hilang, dia sering berbaring di toilet atau duduk di pinggir kolam ikan depan rumah. Pernah juga masuk kerumah tetangga yang kebetulan punya kolam ikan yang hampir sama. Mungkin dia kira itu rumahnya. Dia mulai pikun, mirip dengan manusia bukan?</div>
<div style="color: #274e13; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: #274e13; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
Ini bukan hilang yang pertama kali. Dulu pernah keluarga saya mencari hampir setiap hari ke sudut-sudut perumahan, melongok ke dalam selokan, hingga akhirnya mamah menemukan Ochin disudut tanah lapang sedang menggigil ketakutan.</div>
<div style="color: #274e13; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; color: #274e13; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5qEU8S5caoZXRd2yZmKv4kq-fcMWASpraJrLgDn-ehrVHlroIp9eLY6kCNKw7Iz83UQUxsm5_rfpUgmx_-J4MrE6E64Ne2KoSxWZPPQm4xCmtUjHurQWhTQRwfc8WhTN_1nRrShc00xea/s1600/cats.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5qEU8S5caoZXRd2yZmKv4kq-fcMWASpraJrLgDn-ehrVHlroIp9eLY6kCNKw7Iz83UQUxsm5_rfpUgmx_-J4MrE6E64Ne2KoSxWZPPQm4xCmtUjHurQWhTQRwfc8WhTN_1nRrShc00xea/s320/cats.jpg" width="320" /></a></div>
<div style="color: #274e13; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: #274e13; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: #274e13; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
Dia buta. Akan bingung harus jalan kemana kalau ada suara bising yang membuatnya lupa jalan pulang. Ochin hapal jumlah anak tangga, sudut rumah, dan letak perabot. Makanya kami akan kelimpungan kalau Ochin ada dijalan raya yang banyak kendaraan lalu-lalang.</div>
<div style="color: #274e13; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: #274e13; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
Tapi, di musim hujan ini, Ochin kembali menghilang. Dan kami tidak berhasil membawanya pulang.</div>
<div style="color: #274e13; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: #274e13; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
Jika kami mengambil kucing-kucing yang sekarat dijalan untuk disembuhkan atau dimakamkan dengan layak, kenapa kucing kami sendiri yang sudah 8 tahun bersama menghilang tidak tahu kemana? Apakah masih hidup atau sudah mati? Kalaupun mati, apakah ada yang bersedia memakamkan bangkainya? Semakin banyak tanda tanya, semakin banyak kekhawatiran..</div>
nidafshttp://www.blogger.com/profile/11953807037937239943noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1901764270245357906.post-52765644263201955452012-10-28T09:36:00.000-07:002012-10-28T10:33:41.016-07:00Going Hajj<div style="color: #274e13; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiT6OwDGV38xH1G0bI8ouyiFiSDhLxrV1sVt_r-HmzPDQBomY76to0x9WycnTky0ectYfot-f5QNromtAimpzkQCmJya8ut_ozQExsgqm3pmNWygnpuphOXZa7jj8CE3QKwZfob7kEElsOl/s1600/kaba-cc-m-soli.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="239" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiT6OwDGV38xH1G0bI8ouyiFiSDhLxrV1sVt_r-HmzPDQBomY76to0x9WycnTky0ectYfot-f5QNromtAimpzkQCmJya8ut_ozQExsgqm3pmNWygnpuphOXZa7jj8CE3QKwZfob7kEElsOl/s320/kaba-cc-m-soli.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
Pekan kemarin waktu lagi bantu sepasang suami istri buka tabungan Haji, saya terlibat percakapan dengan mereka berdua soal Haji itu sendiri, begini kira-kira yang saya ingat :</div>
<div style="color: #274e13; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="color: #274e13; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
<i>Suami/Istri : Wah, antrian hajinya udah panjang banget ya, mbak? Hampir 12 taun,</i></div>
<div style="color: #274e13; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
<i> mungkin karena ada dana talangan juga jadi orang bisa cepet-cepetan daftar.</i></div>
<div style="color: #274e13; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
<i> Lha mbak nggak daftar? Atau pegawai emang udah pasti dapet jatah haji ya?</i></div>
<div style="color: #274e13; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
<i><br /></i></div>
<div style="color: #274e13; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
<i>Saya : Saya kayaknya pengin umroh aja deh, pak, bu? Antrian hajinya panjang sekali.</i></div>
<div style="color: #274e13; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
<i> Kalo saya mending uangnya buat bayar DP rumah aja dulu? Kalaupun</i></div>
<div style="color: #274e13; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
<i> saya dapet tawaran haji, saya pengin orangtua saya yang berangkat </i></div>
<div style="color: #274e13; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
<i> duluan kesana..</i></div>
<div style="color: #274e13; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif; text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #274e13; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Hmm, diatas segalanya, saya berdoa supaya usia mamah ayah dipanjangkan dan dikasih kesehatan sampai saatnya berangkat ke rumahNya. Supaya kuat beribadah maksimal disana. Waktu tunggunya memang panjang tapi sekali lagi, kita berikhtiar, Allah yang Maha Mencukupkan. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #274e13; font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">:') Saya kepingin sekali liat mamah ayah berdiri didepan Ka'bah, lengkap dengan kain dan mukenanya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
nidafshttp://www.blogger.com/profile/11953807037937239943noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1901764270245357906.post-50629571603184899122012-01-29T06:22:00.000-08:002012-01-29T06:28:38.244-08:00Konfirm #1.<div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms; color: rgb(0, 51, 0);">Sekali-kalinya, saya tidak menganggap menikah dengannya adalah belenggu. Belenggu yang menahan langkah saya untuk menikmati kebebasan tanpa beban. Menikah dengannya, bagi saya, adalah suatu takdir yang bermuara pada keberuntungan dan diakhiri dengan ucapan penuh syukur.<br /><br />Tak jadi masalah bila saya tidak sempat membaui aroma pantai, terombang-ambing selama 6 jam diatas kapal laut, atau menikmati kota yang saya impikan. Mungkin, saya tidak ditakdirkan berada disana barang sebentar seorang diri.<br /><br />Seperti yang dituliskan oleh seorang penulis kesukaan saya, yang saya kutip pada kaver depan undangan pernikahan, " Bahagia itu pilihan. Dan dengan kesadaran penuh, aku memilih untuk bahagia bersamamu dalam nama-Nya."<br /></div>nidafshttp://www.blogger.com/profile/11953807037937239943noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1901764270245357906.post-85284656086563356292012-01-23T03:11:00.000-08:002012-01-23T05:12:06.432-08:00Save Their Life<div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMo7cOJQVVBRVLhjQ31DFjzTRsSRe9Ev_kRLCcVNL70GV4zQB19cwEInz7fh49_yz8DA2aGgSbdUJCbaUgABkkjxJLkyHPbUSHYGJorwj7ADPqZZhntLm2MZpjp5Y07KpLFgjBi270xFQq/s1600/cats.jpg"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 364px; height: 364px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMo7cOJQVVBRVLhjQ31DFjzTRsSRe9Ev_kRLCcVNL70GV4zQB19cwEInz7fh49_yz8DA2aGgSbdUJCbaUgABkkjxJLkyHPbUSHYGJorwj7ADPqZZhntLm2MZpjp5Y07KpLFgjBi270xFQq/s400/cats.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5700814264467030514" border="0" /></a><br />Ada 8 kucing dirumah saya dan semuanya adalah kucing adopsi dari jalanan. Yang paling tua adalah Ochin, 8 tahun. Yang termuda adalah Nunun, sekitar 2 bulan. Dulu saya bisa pasrah membiarkan kucing saya mati karena sakit, karena ayah nggak kasih izin saya untuk bawa mereka ke dokter. Tapi sekarang saya pasti ngotot bawa kucing-kucing itu secara rutin ke dokter hewan, selain karena sudah punya penghasilan sendiri, juga karena sebagai penebus rasa bersalah saya dengan kucing-kucing saya terdahulu.<br /></div>nidafshttp://www.blogger.com/profile/11953807037937239943noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1901764270245357906.post-14274077275296566262012-01-23T00:47:00.000-08:002012-01-23T02:30:46.447-08:00Bumil Jatuh<div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms; color: rgb(0, 51, 51);">Semenjak Abi resign dari kerjaan lama, Abi jadi bisa antar jemput saya kerja. Tanggal 10 Januari 2012 kemarin, saya pulang agak malam dan Abi terpaksa harus nungguin saya sedikit lebih lama. Pas saya udah siap mau pakai helm, hujan turun deras, dan Abi nggak bawa jas hujan pula. Berhubung seragam kerja saya cuma itu, ya nunggu agak reda sedikit lah.<br /><br />Hujan baru reda sekitar jam 20.30. Saya duduk manis di jok motor Abi, dan Abi mulai melaju agak pelan karena jalanan licin. Berhubung didepan kantor ada lampu merah, kita nyebrangnya sedikit berhati-hati sambil tengok kanan-kiri. Kosong. Aman. Nyebrang deh..<br /><br />Tapi..belum sampai lampu merah, motornya ditabrak motor orang dari belakang. Saya jatuh dengan posisi perut duluan ke aspal. Innalillahi. Pikiran saya kemana-mana. Gimana baby Aliyya? Gimana Abi? Cukup lama saya terbaring di tengah jalan, sambil sesegukan dan nggak bisa bangun. Antara kesakitan sama kaget. Orang-orang yang mengerubungi saya juga mungkin takut mau nolongin saya karena suami bilang saya sedang hamil 7 bulan. Sedangkan pengendara motor yang menabrak kami sudah kabur.<br /><br />Dibantu sekuriti kantor, saya pun dibawa ke RS Hermina. Karena dokter kandungan udah pulang semua, saya ditangani bidan dan dokter umum. Setelah cek tekanan darah dan detak jantung bayi, dia bilang kondisi saya baik. Saya bisa ketemu dokter kandungan besok pagi. Setelah ambil obat dan surat ijin bedrest, saya hubungin kantor untuk minta ijin nggak masuk selama 2 hari.<br /><br />Dan, sampai sekarang saya pun masih setia naik motor. Tapi nggak berani memacu dengan kecepatan tinggi karena sedikit trauma. Sekarang saya udah nggak bisa mikirin keselamatan diri sendiri, karena ada Aliyya didalam rahim saya. :-)<br /><br />Diatas itu semua, ada Allah yang Maha Menjaga ;-)</div>nidafshttp://www.blogger.com/profile/11953807037937239943noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-1901764270245357906.post-9041877267226013052012-01-23T00:35:00.001-08:002012-01-23T00:46:13.915-08:00Tendangan Aliyya<div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms; color: rgb(0, 51, 51);">Buat wanita hamil (apalagi yang pertama kali) yang paling seru mungkin bisa jadi adalah tendangan bayi di perut. Dulu pas temen kantor saya ada yang hamil, suka saya tanyain, "Gimana rasanya kalo bayinya nendang?". Dan sekarang saya ngalamin hal itu. ^_^ it was such amazing moment as a pregnant woman.<br /><br />Pertama kali baby Aliyya nendang itu waktu saya masih ngekos di Jepara, sekitar bulan Oktober 2011 atau bulan ke 4 kehamilan. Lagi jadwalnya kencan via telepon sama suami (yang kebetulan masih dinas di Jakarta), tiba-tiba berasa ada yang berdesir halus di perut saya. "Bi, ini kayaknya Aliyya nendang deh?", kata saya ke suami.<br /><br />Sejak itu intensitas tendangan Aliyya semakin meningkat. Seiring bertambahnya ukuran perut, area tendangannya juga ikut meluas. Kadang sekali, kadang berirama. Bisa diatas, dibawah, kanan, kiri, tengah, atau semuanya berbarengan. Suami juga ikutan amazing kalau pas dia pegang perut saya dan Aliyya ikutan nendang.<br /><br />Terakhir pas kontrol bulanan ke RS Hermina, Aliyya kelilit tali pusarnya, karena dia aktif bergerak dirahim saya, (atau sayanya yang keseringan gerak), kata dokternya.<br /></div>nidafshttp://www.blogger.com/profile/11953807037937239943noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1901764270245357906.post-91643089674817914022012-01-16T06:36:00.000-08:002012-01-16T07:03:59.331-08:007 Bulan Setelahnya..<div style="text-align: center;"><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgy6wjJsOLf_x8zCNC2-lx9StUxUU7CWm_y7Pid1IE9GlJfyaoc5x6kqWkAcxNS0Z3gv5BVHX-ZuXTiahPxRV1WFBVOJsW5aQm5QISEhsyqqhUYhAGP5kUtch7HrtbJXovY55pZd00Zsc4U/s1600/abi+sama+bunda+blog.JPG"><img style="display: block; margin: 0px auto 10px; text-align: center; cursor: pointer; width: 352px; height: 317px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgy6wjJsOLf_x8zCNC2-lx9StUxUU7CWm_y7Pid1IE9GlJfyaoc5x6kqWkAcxNS0Z3gv5BVHX-ZuXTiahPxRV1WFBVOJsW5aQm5QISEhsyqqhUYhAGP5kUtch7HrtbJXovY55pZd00Zsc4U/s400/abi+sama+bunda+blog.JPG" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5698244918435182466" border="0" /></a><span style="font-family: trebuchet ms; font-style: italic;">pengajian 7 bulan. welcoming the baby Aliyya :)</span><br /></div><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms; color: rgb(0, 51, 0);"><br /><br /><div style="text-align: center; font-style: italic;">"Ternyata, berkomitmen itu nggak seseram apa yang dibayangkan.."<br /></div><br />Ini sedikit cerita saya setelah 7 bulan jadi seorang istri dari seorang pria yang bernama Rofiq Fauzi. Tiga tahun pacaran kayak setrikaan, akhirnya Juni 2011 resmi juga menikah. Alarm saya untuk segera menikah sudah berbunyi agak lama, kurang tahu deh kalau alarm Abi kayak gimana bunyinya :D.<br /><br />Berhubung dari jaman kuliah sudah mulai rajin baca buku seputar pernikahan islami, saya jadi tahu kalau yang namanya pernikahan itu bukan nyari enaknya semata. Misal, kita nikah karena orientasinya kekayaan atau modal fisik saja, terus kalau semuanya berubah seiring bertambahnya waktu, apa iya kita mau mengakhiri pernikahan begitu saja? Dari awal Abi mengajak saya menikah, beliau bilang : orientasi kita cukup Allah saja. :)<br /><br />Seiring bertambahnya waktu, kebutuhan orang yang baru menikah sudah banyak dan cukup membuat kepala pening. Ini baru kebutuhan dua orang ya? Belum nanti kebutuhan anak dan seterusnya. Bisa bikin stress kalau cuma dibayangin. Tapi.... Allah pasti punya perhitungan yang diluar akal kita koq? Selama ini sih selalu ada aja rezeki dari arah yang nggak kita duga.<br /><br />Buat saat ini, kehidupan kita berjalan lancar. Kerikil? Wohoo..ada banyak, tapi setiap saya diskusi sama suami, kekhawatiran saya itu bakalan menguap jauh. Abi selalu menanggapi masalah dengan gaya bercandanya yang bikin saya rindu setengah mati.<br /><br />Sejauh ini, saya lagi getol jadi financial planner buat keluarga kecil saya. Rasanya nikmat sekali mengatur hal-hal detil kayak gini. Meskipun kita berdua masih merintis dari lantai dasar yang paling dasar, tapi saya cari yang seperti ini, memajukan keluarga berdua, bukan cuma terima jadi saja.<br /><br />Yah, semoga selalu untuk selamanya :-*<br /></div>nidafshttp://www.blogger.com/profile/11953807037937239943noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1901764270245357906.post-47446813570086121792012-01-04T05:55:00.000-08:002012-01-04T06:35:55.857-08:00Budaya Antri. Nggak Mau? Ke Laut Aja,,<div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms; color: rgb(0, 51, 0);">Kemarin sore, (3/1) saya sama suami belanja kebutuhan harian ke salah satu tempat belanja grosir di bilangan Srondol. Sampai disana saya kaget lihat antrian di kasir kok panjang semuanya, saya lupa kalau ini rupanya masih masuk tanggal muda. Barang yang saya beli nggak banyak, tapi saya nggak keberatan harus antri panjang karena memang situasinya demikian.<br /><br />Semua pembeli antri dengan sabar. Semua kasir terlihat penuh dan antriannya mengular. Kasir tempat antrian saya agak lama, karena ada ibu-ibu tionghoa yang berbelanja amat sangat banyak hingga berkardus-kardus. Ditengah antrian, tiba-tiba ada seorang ibu berhenti disamping orang yang antriannya didepan saya persis. Dia menenteng keranjang belanjaan dan sebuah tongkat pel lantai. Dari gelagatnya, saya sudah agak curiga dia mau menyerobot antrian. Saya tengok kebelakang, antriannya sudah agak panjang.<br /><br />Antrian mulai bergerak maju. Ibu itu masih berdiri ditempat yang sama. Semuanya, termasuk saya, menggeser barang belanjaan masing-masing tanpa mengindahkan si Ibu. Tiba-tiba, mbak yang antriannya didepan saya persis menawarkan bantuannya kepada si Ibu. Karena belanjaan si mbak cuma dua item buah-buahan saja, ibu itu bisa sekalian mengantri dikasir.<br /><br />Dari situ saya mulai gondok berat. Kenapa? Karena :<br /><br /></div><ol style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms; color: rgb(0, 51, 0);"><li>Diluar keperluan si Ibu, kita semua yang antri juga mungkin diburu waktu, apalagi waktu itu sudah masuk shalat maghrib.</li><li>Banyak atau sedikit belanjaan, semua yang membeli dan akan membayar harus antri dari barisan paling belakang. Untuk lansia atau ibu hamil, itu mah bisa dimaklumi lah ya? *Si ibu nggak lihat apa perut saya udah gede gini!!* >_<<br /></li><li>Tanpa basa-basi atau pekewuh sama orang-orang dibelakangnya, si Ibu santai saja tuh nebeng antrian. Nggak sopan deh!<br /></li></ol><div style="text-align: justify; font-family: trebuchet ms; color: rgb(0, 51, 0);">Rasanya paling geregetan ya kalau lihat orang yang nggak mau antri? Terlihat sepele sih sebenarnya. Tapi ini harus dibiasakan dimanapun kita berada, kalau sudah terlihat tanda-tanda antrian ya kita harus ikut. Kalaupun toh harus sedikit menyerobot barisan, bisa dikatakan baik-baik dengan orang yang ada diantrian depannya.<br /><br /></div>nidafshttp://www.blogger.com/profile/11953807037937239943noreply@blogger.com0