Sudah sejak lama, saya sama mamah melakukan ini. Bukan direncanakan, tapi menjadi kebiasaan mingguan kami berdua. Berkunjung ke pasar Damar, salah satu pasar tradisional dekat rumah untuk berbelanja bahan makanan setiap Sabtu atau Minggu. Sebelum memulai berbelanja, saya atau mamah akan terlebih dahulu membeli beberapa keranjang ikan pindang. Berjaga, siapa tahu kami akan berjumpa dengan pasukan kucing yang kelaparan.
Awalnya beberapa penjual atau pengunjung pasar akan memasang wajah heran dan memarahi kami karena mengotori area lapak mereka, tapi kami acuh saja. Dan kelamaan, mereka pun terbiasa dengan kami. Sampai saat ini, penjual pindang langganan sudah hafal setiap kali saya datang, "Pindang buat kucing ya,mbak? Keranjang yang itu 2ribuan,mbak?..
Beberapa kali kami menemukan anak kucing sekarat, dan harus adu mulut dengan Ayah untuk membawa mereka pulang. Walaupun akhirnya anak kucing itu mati, tapi kami puas karena seenggaknya mereka bisa mati dan dikubur dengan layak.
Selain kucing, kami juga mengunjungi 2 ekor monyet yang lokasinya dekat pasar Damar. Monyet yang pertama, diikat rantai dipohon, tanpa rumah-rumahan, rantainya bahkan terlalu pendek untuk sekedar berpindah tempat. Monyet pertama ini agak galak dengan salah satu laki-laki penghuni rumah pojok warung sate. Sepertinya laki-laki itu sering mengganggunya. Tapi dia tidak pernah jahat kepada kami. Monyet ini akhirnya mati sebelum bulan puasa kemarin karena sakit.
Monyet kedua ada diujung gang dekat pos kamling. Setiap kali kami datang dengan buah ditangan, dia akan dengan antusias menyambut kami. Beruntung, pemilik monyet kedua ini sayang padanya. Dibuatkan rumah-rumahan, dan rantai yang agak panjang, sehingga dia bisa bebas bergelayutan. Bahkan, sewaktu mudik, monyet kedua pun diajak serta.
Belum tahu sampai kapan agenda kami ini akan berjalan, karena kami suka dan senang, mungkin selama kami ada, akan terus begini.. :)
Awalnya beberapa penjual atau pengunjung pasar akan memasang wajah heran dan memarahi kami karena mengotori area lapak mereka, tapi kami acuh saja. Dan kelamaan, mereka pun terbiasa dengan kami. Sampai saat ini, penjual pindang langganan sudah hafal setiap kali saya datang, "Pindang buat kucing ya,mbak? Keranjang yang itu 2ribuan,mbak?..
Beberapa kali kami menemukan anak kucing sekarat, dan harus adu mulut dengan Ayah untuk membawa mereka pulang. Walaupun akhirnya anak kucing itu mati, tapi kami puas karena seenggaknya mereka bisa mati dan dikubur dengan layak.
Selain kucing, kami juga mengunjungi 2 ekor monyet yang lokasinya dekat pasar Damar. Monyet yang pertama, diikat rantai dipohon, tanpa rumah-rumahan, rantainya bahkan terlalu pendek untuk sekedar berpindah tempat. Monyet pertama ini agak galak dengan salah satu laki-laki penghuni rumah pojok warung sate. Sepertinya laki-laki itu sering mengganggunya. Tapi dia tidak pernah jahat kepada kami. Monyet ini akhirnya mati sebelum bulan puasa kemarin karena sakit.
Monyet kedua ada diujung gang dekat pos kamling. Setiap kali kami datang dengan buah ditangan, dia akan dengan antusias menyambut kami. Beruntung, pemilik monyet kedua ini sayang padanya. Dibuatkan rumah-rumahan, dan rantai yang agak panjang, sehingga dia bisa bebas bergelayutan. Bahkan, sewaktu mudik, monyet kedua pun diajak serta.
Belum tahu sampai kapan agenda kami ini akan berjalan, karena kami suka dan senang, mungkin selama kami ada, akan terus begini.. :)