Apa yang terjadi jika seekor kucing tua, pikun, buta, sudah berhari-hari kehilangan nafsu makan, sering menyendiri di toilet, salah masuk kerumah tetangga, terlebih sudah menemani hari-hari semenjak masa remaja, kemudian hilang dari rumah disaat musim hujan seperti ini?
Khawatir.
Sedih.
Ochin, sudah berusia 8 tahun. Kucing kampung ini dipelihara karena induknya beranak dirumah. Anak bungsu dari 3 bersaudara, dan hanya dia yang cacat, bukan hanya buta, namun kelaminnya tidak berkembang sempurna. Ochin, bahkan belum pernah terlihat kawin seperti kucing jantan pada umumnya, yang akan pergi dari rumah untuk berburu kucing betina dan mengeluarkan suara-suara bising mereka. Ochin hanya pernah tertarik dengan Chichi, kucing betina peranakan berbulu lebat. Tapi sayang, cinta Ochin diacuhkan Chichi.
Beberapa hari sebelum Ochin hilang, dia sering berbaring di toilet atau duduk di pinggir kolam ikan depan rumah. Pernah juga masuk kerumah tetangga yang kebetulan punya kolam ikan yang hampir sama. Mungkin dia kira itu rumahnya. Dia mulai pikun, mirip dengan manusia bukan?
Ini bukan hilang yang pertama kali. Dulu pernah keluarga saya mencari hampir setiap hari ke sudut-sudut perumahan, melongok ke dalam selokan, hingga akhirnya mamah menemukan Ochin disudut tanah lapang sedang menggigil ketakutan.
Dia buta. Akan bingung harus jalan kemana kalau ada suara bising yang membuatnya lupa jalan pulang. Ochin hapal jumlah anak tangga, sudut rumah, dan letak perabot. Makanya kami akan kelimpungan kalau Ochin ada dijalan raya yang banyak kendaraan lalu-lalang.
Tapi, di musim hujan ini, Ochin kembali menghilang. Dan kami tidak berhasil membawanya pulang.
Jika kami mengambil kucing-kucing yang sekarat dijalan untuk disembuhkan atau dimakamkan dengan layak, kenapa kucing kami sendiri yang sudah 8 tahun bersama menghilang tidak tahu kemana? Apakah masih hidup atau sudah mati? Kalaupun mati, apakah ada yang bersedia memakamkan bangkainya? Semakin banyak tanda tanya, semakin banyak kekhawatiran..