Hari ini saya shalat di salah satu masjid dibilangan Tembalang, Kampus UNDIP. Disebelah saya itu ada seorang akhwat, yang mengijinkan saya untuk pindah kesebelahnya karena saf-nya ternyata masih renggang. Saya mencoba untuk sedikit bercakap=cakap dengannya, tapi dari beberapa patah kalimat yang saya tanyakan untuk sekedar basa-basi dijawabnya sambil lalu, hingga tertangkap kesan bahwa dia tidak mau diganggu. Mungkin dia memang tidak suka mengobrol, jadi saya pun melanjutkan obrolan itu dalam hati.
Begitu iqomat dikumandangkan, sang akhwat itu terlihat melepaskan sesuatu yang ganjil dari kaki kanannya. SUBHANALLAH! dia ternyata hanya punya satu kaki yang masih utuh. Saya salah jika mengira dia akan shalat dengan posisi duduk, karena dia ternyata shalat selayak orang n0rmal, berdiri. Jadi 3 rakaat itu dilakukan dengan berdiri satu kaki, dan bila hendak berdiri dia memegang tembok disebelahnya.
Benar-benar sempurna untuk teladan maghrib tadi.
MPD. Semarang, 8 Maret 2009
Begitu iqomat dikumandangkan, sang akhwat itu terlihat melepaskan sesuatu yang ganjil dari kaki kanannya. SUBHANALLAH! dia ternyata hanya punya satu kaki yang masih utuh. Saya salah jika mengira dia akan shalat dengan posisi duduk, karena dia ternyata shalat selayak orang n0rmal, berdiri. Jadi 3 rakaat itu dilakukan dengan berdiri satu kaki, dan bila hendak berdiri dia memegang tembok disebelahnya.
Benar-benar sempurna untuk teladan maghrib tadi.
MPD. Semarang, 8 Maret 2009
0 komentar:
Posting Komentar