* Cinta seorang perempuan bisa diibaratkan seperti ujung kuku. Walaupun nampaknya kecil dan akan dipotong, tapi akan terus-menerus tumbuh *
Ada seorang sahabat, dia sering cerita bahwa dia punya cinta, dan cintanya itu juga mempunyai rasa yang sama bahkan amat sangat dalam. Mereka lebih dahulu bersahabat, hingga akhirnya menyatakan cinta. Awalnya sahabat saya ini masih menganggap normal keprotektifan sang Cinta, namun orang-orang disekitar sahabat saya sudah menganggap hal itu sudah tidak wajar lagi. Anehnya, sahabat saya seperti kerbau dicocok hidungnya, dia selalu menganggap saran dari sang Cinta adalah the right one.
Hubungan mereka berjalan hingga mereka lulus sekolah menengah dan sang Cinta pun harus ikut orangtuanya ke kota lain. Walau sudah berjarak, mereka masih tetap menjalin hubungan, dan sahabat saya masih saja menuruti segala keprotektifan sang Cinta, walaupun sang Cinta jauh tapi dia masih memantau gerak-gerik sahabat saya dan selalu mengecek kegiatan sahabat saya beberapa jam sekali, dan jika kegiatan sahabat saya tidak berkenan di hatinya dia akan marah dan mengancam sahabat saya. Aneh bukan?
Sekali lagi yang membuat saya heran?
Dia menyakiti sahabat saya, dengan mempunyai wanita lain dikota tepat dia tinggal. Dan sahabat saya pun memaafkan sang Cinta setelah sang Cintanya membujuk dan berjanji tidak akan mengulanginya. Selalu seperti itu! Hingga saya pun merasa gemas dengan sahabat saya, begitu setianya dia.
Saya pun jadi ingat, setelah membaca pernyataan seorang selebritis kita, dia bilang bahwa cintanya untuk sang suami hanya seujung kuku, namun dia sangat respect dengan sang suami. Penyataan itu sama persis dengan quotes yang pernah saya baca :-) beberapa tahun yang lalu.
Saya hanya bisa heran kenapa sahabat saya bisa irasional seperti itu, dia setia dan berulang kali mengatakan tetap cinta dengan si Dia (walau si Dia sudah menyakiti hatinya, baik dengan verbal maupun perbuatan). Saya cuma bisa mendoakan, supaya suatu saat sahabat saya sadar, bahwa masih banyak hal rasional diluar sana, yang tentu tidak membuatnya sakit.
*Semarang, 22 April 2009
Ada seorang sahabat, dia sering cerita bahwa dia punya cinta, dan cintanya itu juga mempunyai rasa yang sama bahkan amat sangat dalam. Mereka lebih dahulu bersahabat, hingga akhirnya menyatakan cinta. Awalnya sahabat saya ini masih menganggap normal keprotektifan sang Cinta, namun orang-orang disekitar sahabat saya sudah menganggap hal itu sudah tidak wajar lagi. Anehnya, sahabat saya seperti kerbau dicocok hidungnya, dia selalu menganggap saran dari sang Cinta adalah the right one.
Hubungan mereka berjalan hingga mereka lulus sekolah menengah dan sang Cinta pun harus ikut orangtuanya ke kota lain. Walau sudah berjarak, mereka masih tetap menjalin hubungan, dan sahabat saya masih saja menuruti segala keprotektifan sang Cinta, walaupun sang Cinta jauh tapi dia masih memantau gerak-gerik sahabat saya dan selalu mengecek kegiatan sahabat saya beberapa jam sekali, dan jika kegiatan sahabat saya tidak berkenan di hatinya dia akan marah dan mengancam sahabat saya. Aneh bukan?
Sekali lagi yang membuat saya heran?
Dia menyakiti sahabat saya, dengan mempunyai wanita lain dikota tepat dia tinggal. Dan sahabat saya pun memaafkan sang Cinta setelah sang Cintanya membujuk dan berjanji tidak akan mengulanginya. Selalu seperti itu! Hingga saya pun merasa gemas dengan sahabat saya, begitu setianya dia.
Saya pun jadi ingat, setelah membaca pernyataan seorang selebritis kita, dia bilang bahwa cintanya untuk sang suami hanya seujung kuku, namun dia sangat respect dengan sang suami. Penyataan itu sama persis dengan quotes yang pernah saya baca :-) beberapa tahun yang lalu.
Saya hanya bisa heran kenapa sahabat saya bisa irasional seperti itu, dia setia dan berulang kali mengatakan tetap cinta dengan si Dia (walau si Dia sudah menyakiti hatinya, baik dengan verbal maupun perbuatan). Saya cuma bisa mendoakan, supaya suatu saat sahabat saya sadar, bahwa masih banyak hal rasional diluar sana, yang tentu tidak membuatnya sakit.
*Semarang, 22 April 2009
0 komentar:
Posting Komentar