Yang ( Baru Saja ) Pergi


Sore ini ada berita duka dari seorang kawan. Kami tidak terlalu dekat ( Nampaknya saya punya banyak kawan, namun tidak ada yang terlalu dekat ya? ) tapi kami punya intensitas hubungan pertemanan yang baik, kami menjadi kawan seperjuangan saat duduk di bangku SOSIAL 1. Saya dan kawan saya itu saling bersaing untuk menjadi nomor satu dikelas, walau tidak ada ikrar tertulis bahwa saya dan dia adalah ” saingan ” yang cukup sportif.

Saya tidak mengenal keluarganya, yang saya tahu hanyalah lokasi rumahnya yang berada tepat didepan warung baso langganan keluarga kami. Sore ini, seorang kawan lain mengabarkan bahwa ayah kawan saya itu telah meninggal dan akan dimakamkan keesokan hari.

Saya mulai melalaikan satu hal, Kematian.

Ya, Kematian. Saya juga akan mengalami hal yang sama nantinya. Entah siapa yang akan lebih dahulu berpulang. Semua mempunyai peluang yang sama, sisi ke-misterius-an yang seimbang.
Seringkali saya menebak – nebak waktu, berkejaran dengan imaji liar menyesatkan. Akankah saya kehilangan ayah, atau mamah atau Faisal? Atau kehilangan semua dalam jeda waktu bersamaan? Apakah saya masih sanggup tegak jika itu terjadi? Entahlah..

Bisakah saya seperti mereka yang telah ditinggal terlebih dahulu?
Tapi bisakah saya mempelajarinya agar jika saat itu tiba, saya akan siap berdiri sendiri..
Bisakah saya menata hati sejak hari ini?
Bisakah saya menyusun doa panjang bagi mereka, agar kelak saya pun mempunyai kekuatan yang sama..?

Sekali lagi, saya tak dapat menjawabnya!

Ps : Kepada kawan tercinta. Semoga Allah selalu menjagamu. Keluargamu. Selamanya.

0 komentar: