Hufh ::
Kisah baru siang ini setelah beberapa hari ga berkunjung ke kampus. Hari ini ijin magang buat ngurusin KHS, juga laporan KKP. KHS lancar setelah dapat beberapa saran dari bapak wali, tapi laporan KKP gagal karena ga ketemu mas Agus. Cuma beliau janjian besok jam 12.00 siang di jurusan, Alhamdulilah :-)
Saya dapat cerita ini setelah sharing sama seorang sahabat, kita ngobrol cukup lama. Dari obrolan yang ada, terbetik satu yang agak mengganggu hati. Apakah si Dia bersahabat dengan saya hanya untuk bagian - bagian sedih dalam hidupnya saja? Sedangkan bagian indah di simpan atau bagi dengan sahabat yang mungkin satu level dengannya. Saya memang bukan tipe sahabat yang selalu up date dengan masalah duniawi, saya cukup kuper, tapi bukan berarti saya juga katak dalam tempurung. Saya hanya ingin dihargai selayaknya seorang sahabat yang saling berbagi kesedihan juga kebahagiaan. Karena saya pun akan berbahagia jika Dia bahagia,bukan? Saya sudah merasakan hal yang sama tahun 2006 lalu. Tapi kesibukan UAN membuat saya lupa tentang persahabatan itu beberapa waktu.
Sambil naik motor saya memikirkan itu? Apa memang begitu adanya, sehingga saya diperlakukan seperti ini? Apakah saya perlu berbincang dua mata dengan si Dia agar ga ada yang saling menikam dibelakang?
Entahlah, semakin dewasa, saya kira semakin individual saja.
Hanya kadang, kita sharing bersama, karena saya akan merawat persahabatan ini. Persahabatan yang saya jarang miliki.
Kisah baru siang ini setelah beberapa hari ga berkunjung ke kampus. Hari ini ijin magang buat ngurusin KHS, juga laporan KKP. KHS lancar setelah dapat beberapa saran dari bapak wali, tapi laporan KKP gagal karena ga ketemu mas Agus. Cuma beliau janjian besok jam 12.00 siang di jurusan, Alhamdulilah :-)
Saya dapat cerita ini setelah sharing sama seorang sahabat, kita ngobrol cukup lama. Dari obrolan yang ada, terbetik satu yang agak mengganggu hati. Apakah si Dia bersahabat dengan saya hanya untuk bagian - bagian sedih dalam hidupnya saja? Sedangkan bagian indah di simpan atau bagi dengan sahabat yang mungkin satu level dengannya. Saya memang bukan tipe sahabat yang selalu up date dengan masalah duniawi, saya cukup kuper, tapi bukan berarti saya juga katak dalam tempurung. Saya hanya ingin dihargai selayaknya seorang sahabat yang saling berbagi kesedihan juga kebahagiaan. Karena saya pun akan berbahagia jika Dia bahagia,bukan? Saya sudah merasakan hal yang sama tahun 2006 lalu. Tapi kesibukan UAN membuat saya lupa tentang persahabatan itu beberapa waktu.
Sambil naik motor saya memikirkan itu? Apa memang begitu adanya, sehingga saya diperlakukan seperti ini? Apakah saya perlu berbincang dua mata dengan si Dia agar ga ada yang saling menikam dibelakang?
Entahlah, semakin dewasa, saya kira semakin individual saja.
Hanya kadang, kita sharing bersama, karena saya akan merawat persahabatan ini. Persahabatan yang saya jarang miliki.
0 komentar:
Posting Komentar