Long Distance Love, Not Relationship


REVIEW BUKU :

Long Distance Love. Imazahra, dkk. Penerbit : PT. Lingkar Pena Kreativa, Jakarta. Cetakan pertama Maret 2009.

Untuk apa menikah juga harus berpisah, bukan hanya antar kota, antar provinsi, tapi juga antar benua. Tidak sehari, seminggu, atau sebulan, tapi bertahun-tahun. Bahkan ada yang mencapai 22 tahun hidup terpisah.

Kisah-kisah serupa yang diwartakan Imazahra, dkk dengan apik. Semua cerita jadi favorit saya karena tiap cerita punya kekuatan tersendiri, yang seakan memaksa saya juga agar dapat bersikap sama seperti mereka, yang beda hanya saya belum menikah. Bagaimana mereka harus hidup dalam himpitan jarak yang merentang begitu jauh, namun harus tetap berkomunikasi lewat cara apapun demi menetas rindu (yang katanya hingga ke ubun-ubun..entahlah?saya belum pernah merasakannya :p). Hubungan yang tak murah karena membengkaknya biaya telepon dan internet, atau kadang "dibelain" terbang juga ke negara atau kota tempat suami berada. Hmm..apakah seperti itu?

Sekilas, buku ini mungkin agak cengeng. Judulnya saja LOVE. Termehek-mehek sekalii.. tapi cobalah membacanya. Bukan hanya bagi yang sedang mengalami kisah serupa, tapi juga yang ingin belajar bagaimana mempertahankan idealisme, cita-cita, keluarga, cinta, pendidikan, harga diri, agama, prinsip, dan banyak lagi macamnya dalam waktu yang hampir bersamaan. Beberapa penulis mengisahkan pengalamannya antara menikah dan menerima beasiswa ke Belanda, Inggris, Jerman, Jepang. Toh mereka tidak bermasalah dengan itu semua. Mungkin membutuhkan waktu yang agak lama, tapi dengan izin Allah semuanya dapat teratasi, tentunya dengan dasar pengertian, kepercayaan, kesetiaan, hormat yang tinggi.

ps : dari buku ini saya belajar untuk menerima, memberi, menghormati DIA yang ada di ibu kota. Untuk kedatangannya tiap dua bulan :-) Maaf kalo saya rada bawel.. :p

0 komentar: