Meminta maaf lewat lisan bukanlah perkara yang mudah, jika saja ada yang mau saling memahami karena ternyata membuat semua tampak nyata tidaklah mudah.
Menggambarkan satu kata, menyusunnya dalam bingkai permohonan membuatku sulit untuk berpikir..Akankah kataku sampai?
Mungkin kamu tak hendak tahu bagaimana susahnya ku rangkai kata semalam?
Sudahlah, aku tak hendak berdebat!
Tak hendak meninggikan volume suaraku beberapa oktaf,
Jika dapat aku marah dalam diam saja,
Maafku ternyata takkan sampai padamu,
bukan karena tak ada pak pos yang bersedia mengantar ke teras rumah,
namun karena pintu hatimu tertutup bagi maafku, dan seluruh lisanku.
Hingga percuma aku berbusa-busa menyusunnya semalam,
takkan genap maafku.
Aku berkenan menyimpan doa,
hanya satu saja yang kan kusampaikan bagimu,
Allah, perkenankanlah maaf bagiku untuknya, walau hanya lewat doa..
Jagalah dia.
Biarkan saja semuanya hilang, berdebur bersama ombak di laut Jawa.
Tak ada lagi yang bersisa, hanya jejaknya timbul tenggelam.
Beramai terdampar di tepian hati.
Tak ingin terkenang, biarkan saja hilang.
0 komentar:
Posting Komentar