Enterpreneur, Bukan Sekedar Mata Pencaharian

Dalam rangka memperingati Dies Natalis Universitas Diponegoro ke 52, Fakultas Psikologi UNDIP mengadakan seminar dan workshop kewirausahaan ”How Dare You To Be Out Of The Box” pada Sabtu (3/10) lalu.

Acara yang digelar di ruang 108 gedung Prof.Soedarto, Tembalang ini diisi oleh Anne Avantie (fashion designer asal Semarang), dr.Daniel Nugroho Setiabudhi (CEO Bandeng Juwana), drg.Grace.W.Susanto (CEO Klub Merby), Kristian Hardianto (Pengusaha Perbankan), dan sebagai moderator workshop, Dyah Pitaloka (Pakar Komunikasi Strategis FISIP UNDIP).

Mulai berpikir beda atau out of the box. Sisi itulah yang ingin ditonjolkan pada seminar dan workshop kali ini. Dekan Fakultas Psikologi, Drs.Karyono, Msi mengatakan, ”Pembicara kita adalah orang-orang yang keluar dari jalurnya, seperti dokter kok jualan bandeng? Kan aneh? Maka jadilah lebih kreatif, lebih positif”.

Berbicara mengenai enterpreneurship, siapapun bisa belajar. Enterpreneur bukan sekedar mata pencaharian, namun juga pengembangan sikap. Banyak mahasiswa kini melirik untuk berwirausaha, selain untuk mendapat penghasilan tambahan, juga sebagai pembelajaran mental agar siap menghadapi masa setelah lulus nantinya.

Dyah Pitaloka mengatakan, salah kaprah yang banyak terjadi dikalangan mahasiswa saat berwirausaha adalah bagaimana supaya barang atau jasa mereka cepat laku.

Berwirausaha juga tidak harus bermodal besar, ”Niat dan jangan pernah anggap remeh bisnis kita meskipun skalanya masih kecil. Buat everything is perfect,” tambah dosen jurusan Ilmu Komunikasi ini.

Jangan Sekali-kali Berpisah Dengan Semangat

Anne Avantie yang lekat dengan konde dan bunga kamboja ini salah satunya. Kendati hanya lulusan SMA, namun itu tidak membuatnya patah arang untuk mengembangkan talenta yang dia miliki. Berkali-kali gagal membuatnya sempat menggugat Tuhan hingga pada tahun 1997 namanya mulai dikenal masyarakat sebagai perancang busana sampai saat ini.

”Buat saya tidak ada kalimat kesempatan itu tidak datang dua kali, yang benar adalah semua kesempatan itu emas, dengan kesempatan-kesempatan emas saya itulah saya mampu menumpas belukar kesulitan,” tutur ibu tiga orang anak ini.

Lainnya, dr. Daniel Nugroho Setiabudhi sebagai pelopor bandeng presto yang kini menjadi salah satu ikon kuliner Semarang. Perang batin antara menjadi dokter dan panggilan hati membuatnya sering rela tidak dibayar pasien. Berjualan bandeng duri lunak pada 1981 menjadi usaha sampingan keluarga, hingga saat ini berkembang menjadi Bandeng Juwana Group.

drg. Grace.W.Susanto memilih usaha mengawali jasa penitipan anak hingga klub menggambar dari sepetak lorong di toko buku ”Merbabu” milik kakeknya. Sedangkan Kristian Hardianto mengawali kariernya sebagai office boy dan salesman, hingga kini mampu membangun belasan perusahaan dibidang perbankan.

Dimuat di www.fisip.undip.ac.id


0 komentar: