Judul Buku : Lelaki yang Berjalan Diatas Laut
Penulis : Dino Umahuk
Penerbit : Lapena, Institute for Culture and Society, Aceh
Cetakan : Pertama, 2009
Tebal : 138 Halaman
Laut : menawarkan keteduhan diantara riak-riak ombak. Kadangkala, terik dan semilir angin berbaur tanpa perlu merasa rikuh kepada siapa yang sedang duduk sembari berkesah dalam senyap.
Laut berkarib dengan pasir juga karang. Selalu menyertainya, kapal yang berlayar, lengkap dengan sauh, jala, atau pukat yang mengapung ditengahnya.
Laut : penuh dengan ilham, bagi siapa saja yang berkenan membuka hati untuk membacanya.
Seperti itulah kira-kira ”pengembaraan” Dino Umahuk dalam melukiskan cinta, perjalanan hidup, kerinduan akan tanah kelahiran, dan kematian. Dino yang berdarah Maluku mampu bercerita tentang Aceh, tanah perantauannya. Talenta Aceh nampak gamblang pada pencitraan alam bahari yang kaya akan imaji, kerinduan akan Sang Khalik, keterasingan dalam negeri sendiri karena konflik yang sengaja diciptakan, tentang hilangnya kasih sayang, serta musibah gelombang besar tsunami*.
Puisi memang tidak mudah dipahami. Membacanya bukan dengan jalan yang lempeng, tapi perlu sedikit pemahaman hati akan tiap kalimat yang dituliskan. Sebab, setiap kalimat yang tercantum, dimaknai sebagai ungkapan hati si penulis.
Inilah persembahan kedua Dino Umahuk, setelah antologi puisi sebelumnya, ”Dino Umahuk, Metafora Dari Laut” yang diluncurkan pada 27 Februari 2008 silam.
0 komentar:
Posting Komentar