Makin Hijau Makin Bersih

Semakin hari, hidup kita semakin dimudahkan. Lebih praktis dan efisien. Tapi nggak semuanya yang serba praktis dan efisien itu baik bagi kita. Contoh kecilnya, untuk menghindari gigitan nyamuk, kalau jaman baheula, tidur harus pakai kelambu atau mengoleskan minyak sereh ke anggota badan. Nah, jaman sekarang, ada obat nyamuk bakar, semprot, elektrik, sampai autan. Mau makan yang pedas-pedas, tidak perlu mengulek cabai dulu, tinggal tuang saus botol yang ada dipasaran. Kalau ruangan berbau nggak sedap, nenek kita biasanya menaruh bunga segar (sedap malam, melati, mawar, dst) dalam vas berisi air, tapi cara seperti itu mungkin udah lama ditinggalin. Sebagai gantinya, tersedia berbagai macam pilihan pewangi ruangan. Tinggal semprot, ruangan pasti dijamin wangi. Tapi, sadarkah kita ada bahaya yang ditinggalkan?

Dampak Bagi Kesehatan

Pewangi Ruangan
Secara kasat mata, produk pewangi yang beredar dipasaran bisa dikelompokan dalam bentuk padat, gel, cair, dan semprot. Pewangi yang disemprotkan umumnya mengandung isobutane, butane, propane, atau campuran keduanya. Sementara bentuk gel biasanya mengandung zat aktif aroma dari limonene, benzyl acetate, citronellol, ocimene, dan sebagainya.

Tentu dari beberapa jenis di atas, jika terjadi kontak langsung melalui sistem pernafasan, pewangi dengan bentuk aerosol (mudah menguap) mengandung risiko lebih tinggi bagi tubuh ketimbang bentuk lain. Sekedar informasi, isobutane, butane, dan propane biasa digunakan sebagai bahan bakar di kompor dan korek gas. Semua zat tersebut bisa berbahaya bila terhirup.

Pembasmi Nyamuk
Sungguh sayang, obat nyamuk yang tadinya diharapkan bisa jadi pelindung ternyata malah jadi bumerang, Terutama jika produk itu menggunakan zat kimie sintetik seperti organofosfat dan karbamat sebagai bahan dasar. Keduanya termasuk pestisida yang berbahaya bagi kesehatan.

Jenis organofosfat berbahaya adalah diklorvos. Salah satu produsen obat nyamuk ternama di Tanah Air menggunakan zat ini pada produknya. Menurut WHO, diklorvos termasuk termasuk jenis bahan aktif yang dapat merusak sistem syaraf, mengganggu sistem pernafasan, dan kerja jantung.

Jenis karbamat, produsen obat nyamuk sering menggunakan propoxur. Jenis ini memiliki daya racun tinggi. Jika terhirup dapat mengaburkan pandangan. Pada beberapa kasus sering pula menyebabkan sakit kepala, badan lemah, dan keringat berlebih. (sumber : NGI Edisi Green Living, hal. 58)

Mari Kembali Ke Alam..
Dalam suatu tayangan Vu Du Ciel, ada quotes yang menarik perhatian saya, ”Going Back To The Nature Is Much More Pleasurable..” dan saya kira quotes itu benar adanya.

Pewangi Alami
Daun seledri (Apium graveolens) bisa digunakan sebagai penghilang aroma lembab. Caranya dengan mengikat daun seledri yang sudah sedikit menguning, kemudian digantungkan ditempat lembab seperti kamar mandi.
Selain itu, bisa juga menggunakan bunga melati (Jasminum sp.). Letakkan beberapa kuntum bunga melati didalam ruangan, agar kesegarannya tahan lama, sebaiknya letakkan kuntum bunga melati di atas cawan yang berisi air.

Cabai Pengganti Saus Botol
Bila ingin mengurangi volume sampah, langkah ini bisa dijadikan salah satu pilihan. Selain itu, cabai alami tentu lebih sehat ketimbang saus botolan karena, ”komposisi cabai sebenarnya yang ada di sambal botol yang dijual di pasaran adalah rahasia masing-masing perusahaan. Kita tidak pernah tahu seberapa banyak cabai yang digunakan.

Bahkan, belum tentu rasa pedas di sambal botol benar-benar berasal dari cabai,” ungkap made Astawan, ahli teknologi pangan dan gizi dari IPB.
Ada cara untuk membuat sambal botol asli. Untuk sebotol (750 ml) sambal cabai tradisional, dibutuhkan cabai sebanyak 0,5 kg, gula merah secukupnya, garam, dan bawang putih.

Sereh Pengusir Nyamuk
Buatlah ramuan dari minyak sereh (Cymbopogon citratus) 250 ml, alkohol 50 ml, dan air 250 ml. Semprotkan ke sudut ruangan. Ruangan pun akan wangi aroma sereh dan nyamuk pun bakal kabur. (sumber : NGI Edisi Green Living, hal. 58)

2 komentar:

Bunga 20 Maret 2010 pukul 23.43  

Bunga sangat kagum dengan konsep yang dituangkan di sini. Kita memang harus kembali ke alam, agar alam menjadi sayang dengan kita.

Nida Fauzi 21 Maret 2010 pukul 16.41  

Back to nature :-)

Makin hijau emang makin asyik ya,mbak :-)