Yang Ngangeni dari Semarang

Salah satu kekayaan budaya Indonesia adalah kulinernya yang khas. Di Semarang ada banyak sekali kuliner yang menggugah selera, dan dari sekian itu ada yang namanya tahu gimbal juga wingko babat. Tahu gimbal ini makanan yang ngangeni kata beberapa kawan saya yang sudah lama merantau kekota lain. Mereka ngga bisa makan tahu gimbal dikota tempat mereka kerja. Makanya kalau pas kebetulan pulang yang dicari ya tahu gimbal ini.

Tahu gimbal adalah makanan yang terdiri dari campuran rajangan kol, tahu goreng, telur dadar, bumbu kacang yang diuleg halus, tauge, lontong, gimbal (udang yang digoreng tepung), dan diberi topping remasan kerupuk. Nyaris sepiring tumpah. Biasanya pedagang tahu gimbal ini juga menjual minuman es campur dan es teler sebagai “kawan akrab” menu tahu gimbal.

Tahu gimbal lebih banyak dijajakan di kawasan sekitar Taman Menteri Supeno (depan SMAN 1 Semarang), didepan Masjid Raya Baiturrahman, Jl.Pahlawan, dan seputaran Simpanglima. Ngga melulu malam hari, kini makan tahu gimbal juga bisa dilakukan siang hari. Harga satu porsi berkisar Rp.9000,-. Cukup murah kalau buat dimakan sesekali. Tapi kabar yang pernah saya dengar, pengunjung dari luar kota harus lebih berhati-hati karena beberapa penjual makanan ini sering menaikkan harga dengan tiba-tiba.

Selain tahu gimbal, yang lekat dengan Semarang adalah wingko babat. Wingko babat terbuat dari kombinasi adonan kelapa dengan gula juga bahan lainnya dan kemudian dipanggang hingga sedikit gosong ditepiannya. Bentuknya ada yang bulat besar, ada juga yang bulat kecil. Sejarahnya, wingko ini bukan kuliner asli Semarangan. Memang wingko yang paling terkenal dibuat di Semarang. Ini pula menyebabkan banyak orang yang mengira bahwa wingko juga berasal dari kota ini. Meskipun demikian, wingko babat sebenarnya berasal dari Babat. Ini adalah daerah kecil di Lamongan, Jawa Timur. Babat terletak di dekat Bojonegoro, Jawa Timur. (http://id.wikipedia.org/wiki/Wingko)


Wingko babat bisa dibeli di kawasan oleh-oleh Pandanaran, di stasiun kereta api atau terminal bus. Salah satu home industri wingko babat yang saya tahu ada di tengah pemukiman padat penduduk di perumnas Banyumanik, Semarang. Kalau kebetulan ada kerabat dari luar Jawa Tengah yang berkunjung ke Semarang, maka saya selalu merekomendasikan tempat ini. Dipabrik ini dalam beberapa jam saja bisa menghabiskan 5 ember raksasa adonan. Disini pembeli bisa melihat langsung proses pembuatan wingko dan mencicipinya selagi hangat. Cocok untuk dijadikan buah tangan karena harganya cukup ramah dikantong. Satu kantung plastik yang berisi 20 bungkus wingko dihargai Rp.16.000,- saja.

Adonan wingko lagi diproses.. Ini adonan keberapa yang dibuat ya??

Wingko yang selagi hangat ini boleh dicicipi oleh pembeli.. *Gratis*

0 komentar: